Bagaimana menaklukkan Saksi Yehova IV

SAKSI YEHOVAH IV
DOKTRIN TENTANG ALLAH TRITUNGGAL
A) Ajaran Saksi Yehovah tentang Allah Tritunggal:
Orang-orang Saksi Yehovah tidak menerima ajaran tentang Allah Tritunggal yang mengatakan bahwa Allah itu hanya satu (dalam hakekatNya), tetapi mempunyai 3 pribadi yang setingkat. Mereka beranggapan bahwa Allah betul-betul hanya satu secara mutlak, dan bahwa Yesus dan Roh Kudus bukanlah Allah.
Bagaimana anggapan orang Saksi Yehovah tentang doktrin Allah Tritunggal itu?
1) Orang Saksi Yehovah beranggapan bahwa ajaran tersebut tidak dapat dimengerti dan membingungkan.
Dan mereka lalu mengutip 1Kor 14:33 untuk membuktikan bahwa ajaran Tritunggal ini tidak datang dari Allah.
Kutipan dari buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?':
"Tetapi, dengan berkukuh bahwa Tritunggal adalah misteri yang begitu membingungkan karena berasal dari wakyu ilahi, mereka menciptakan problem besar lain. Mengapa? Karena dalam wahyu ilahi itu sendiri tidak ada pandangan demikian mengenai Allah: 'Allah ... bukan Allah yang suka pada kekacauan' - 1Korintus 14:33, Alkitab dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS).
Mengingat pernyataan itu, mungkinkah Allah akan mencetuskan doktrin mengenai diri-Nya sendiri yang begitu membingungkan sehingga bahkan para sarjana Ibrani, Yunani, dan Latin tidak dapat menjelaskannya?" (hal 4-5).
Dalam buku yang sama juga ditambahkan bahwa orang-orang sederhana / tidak terpelajarpun bisa mengenal Allah, dan ini tidak memungkinkan adanya doktrin yang begitu sukar / membingungkan tentang Allah.
"Selain itu, apakah orang-orang harus menjadi teolog untuk dapat mengenal satu-satunya Allah yang benar dan Yesus Kristus yang telah Ia utus? (Yohanes 17:3). Jika demikian halnya, mengapa begitu sedikit dari para pemimpin agama Yahudi yang terpelajar mengakui Yesus sebagai Mesias? Sebaliknya, murid-muridNya yang setia, adalah petani-petani, nelayan, pemungut cukai, ibu-ibu rumah tangga yang sederhana. Orang-orang sederhana tersebut begitu yakin dengan apa yang Yesus ajarkan tentang Allah sehingga mereka dapat mengajarkannya kepada orang lain dan bahkan rela mati demi kepercayaan mereka - Matius 15:1-9 21:23-32,43 23:13- 36 Yohanes 7:45-49 Kisah 4:13" (hal 5).
2) Orang Saksi Yehovah beranggapan bahwa ajaran tentang Allah Tri-tunggal itu berasal dari agama-agama kafir.
Kutipan dari buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?':
  • "Diseluruh dunia zaman purba, di Babel dulu, ibadat kepada dewa-dewa kafir yang dikelompokkan dalam tiga serangkai, sangat umum. Pengaruh itu juga umum di Mesir, Yunani, dan Roma pada abad-abad sebelum, selama, dan setelah Kristus. Dan setelah rasul-rasul meninggal, keper-cayaan kafir tersebut menyusup ke dalam kekristenan" (hal 9,11).
  • "... menyatakan tentang salah satu dari rangkaian tiga allah tersebut di daerah Mesopotamia: 'Alam semesta dibagi dalam tiga bagian yang masing-masingnya menjadi daerah kekuasaan dari satu allah. Bagian milik Anu adalah langit. Bumi diberikan kepada Enlil. Ea menjadi penguasa lautan. Bersama mereka membentuk tiga serangkai dari Allah-Allah yang Agung'" (hal 9).
  • "A Dictionary of Religious Knowledge menyatakan bahwa Tritunggal 'adalah suatu penyelewengan yang dipinjam dari agama-agama kafir, dan dicangkokkan ke dalam iman Kristen'. Dan The Paganism in Our Christianity berkata: 'Asal usul (Tritunggal) seluruhnya kafir'.
Itu sebabnya, dalam Encyclopedia of Religion and Ethics, James Hastings menulis: 'Dalam agama di India, misalnya, kita temukan kelompok tiga serangkai Brahma, Syiwa, dan Wisnu; dan dalam agama Mesir kelompok tiga serangkai Orisis, Isis, dan Horus ...'" (hal 11).
3) Tentang istilah dan ajaran Tritunggal, orang Saksi Yehovah berpendapat bahwa:
a) Istilah 'Tritunggal' tidak ada dalam Kitab Suci.
b) Ajaran tentang Allah Tritunggal juga tidak ada, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru.
Sebaliknya Kitab Suci mengajarkan bahwa Allah itu satu / esa (Ul 6:4).
Untuk itu perhatikan kutipan-kutipan dari buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?' di bawah ini:
  • "The Encyclopedia of Religion mengakui: 'Para teolog dewasa ini setuju bahwa Alkitab Ibrani tidak memuat doktrin tentang Tritunggal'. Dan New Catholic Encyclopedia juga mengatakan: 'Doktrin Tritunggal Kudus tidak diajarkan dalam P(erjanjian) L(ama)'" (hal 6).
  • "Demikian pula dalam bukunya The Triune God, imam Yesuit Edmund Fortman mengakui: Perjanjian Lama ... tidak secara tegas ataupun samar-samar memberi tahu kepada kita mengenai Allah tiga serangkai yang adalah Allah, Anak dan Roh Kudus ... Tidak ada bukti bahwa penulis tulisan suci manapun bahkan menduga adanya suatu (Tritunggal) di dalam Keilahian ... Bahkan mencari di dalam (Perjanjian Lama) kesan-kesan atau gambaran di muka atau 'tanda-tanda ter-selubung' mengenai trinitas dari pribadi-pribadi, berarti melampaui kata-kata dan tujuan dari para penulis tulisan-tulisan suci" (hal 6).
  • "The Encyclopedia of Religion mengatakan: 'Para teolog setuju bahwa Perjanjian Baru juga tidak memuat doktrin yang jelas mengenai Tritunggal'" (hal 6).
  • "The New Encyclopedia Britannica menyatakan: 'Kata Tritunggal atau doktrinnya yang jelas tidak terdapat dalam Perjanjian Baru'" (hal 6).
B) Bantahan dari pihak kristen:
1) Tentang ajaran Tritunggal yang merupakan kekacauan, sehingga ber-tentangan dengan 1Kor 14:33.
Untuk itu kita bisa menjawab bahwa:
a) Memang harus diakui bahwa doktrin tentang Allah Tritunggal itu sangat sukar dan bahkan tidak dapat dimengerti sepenuhnya (bdk. Ayub 11:7-9).
Tetapi perlu diingat bahwa adalah lebih logis kalau ajaran tentang Allah Tritunggal itu tidak bisa dimengerti sepenuhnya. Mengapa? Karena Allah itu memang mahabesar / tidak terbatas, sedangkan otak / pikiran kita terbatas. Kalau otak / pikiran kita yang terbatas ini bisa mengerti sepenuhnya tentang Allah yang tidak terbatas, maka itu justru tidak masuk akal!
Ada seorang yang bahkan berani mengatakan: kalau ada orang yang bisa mengajarkan doktrin Allah Tritunggal sehingga bisa dimengerti sepenuhnya, maka orang itu pasti pengajar sesat!
Ini bisa diterapkan dalam doktrin Allah dari orang Saksi Yehovah. Doktrin mereka tentang Allah, begitu sederhana dan bisa dimengerti sepenuhnya, dan karenanya justru merupakan ajaran sesat!
b) Dalam 2Pet 3:16 Petrus mengatakan bahwa dalam tulisan Paulus ada hal-hal yang sukar dimengerti. Dalam 1Kor 3:2 Paulus berbicara tentang 'makanan keras' yang jelas menunjuk pada ajaran yang sukar.
Ini membuktikan bahwa Kitab Suci sendiri mengakui bahwa dalam Kitab Suci ada bagian-bagian yang sukar. Karena itu kalau melalui penggalian Kitab Suci akhirnya dihasilkan doktrin Allah Tritunggal yang begitu sukar, ini tidak mengherankan!
c) 1Kor 14:33 ada dalam kontex yang membicarakan penggunaan bahasa roh / nubuat dalam ibadah / kebaktian. Ada peraturan penggunaan bahasa roh dan nubuat dalam kebaktian (1Kor 14:26-32), supaya tidak terjadi kekacauan, karena Allah tidak senang kekacauan seperti itu.
Karena itu, kalau ayat ini dipakai oleh orang Saksi Yehovah untuk menentang doktrin Allah Tritunggal, maka jelas bahwa mereka sudah melepas ayat itu dari kontexnya (kutipan itu 'out of context'!).
Dan memang salah satu hal yang paling banyak digunakan oleh orang-orang sesat (termasuk orang Saksi Yehovah) adalah menggunakan ayat-ayat Kitab Suci terlepas dari kontexnya. Karena itu setiap membaca suatu ayat yang dijadikan dasar suatu ajaran, kita harus membaca juga seluruh kontexnya, untuk melihat apakah ayat itu dikutip secara 'out of context' atau tidak.
d) Ajaran tentang Allah Tritunggal bukanlah suatu kekacauan yang membingungkan. Ajaran ini tidak bertentangan dengan akal / logika, tetapi melampaui akal / logika.
Sedikit penjelasan untuk hal itu: kalau kita berkata bahwa Allah itu 1 hakekat dan 3 hakekat pada saat yang sama, maka itu bertentangan dengan akal / logika dan itu betul-betul merupakan suatu kekacauan. Demikian juga kalau kita berkata bahwa Allah itu 1 pribadi dan 3 pribadi pada saat yang sama. Tetapi kalau kita berkata bahwa Allah itu 1 hakekat tetapi 3 pribadi, itu tidak bertentangan dengan akal / logika, tetapi melampaui akal / logika.
e) Sedangkan tentang serangan mereka bahwa dengan adanya doktrin Allah Tritunggal itu berarti bahwa orang harus menjadi teolog untuk bisa mengenal Allah, maka jawaban yang bisa kita berikan adalah:
  • Sedikit banyak setiap orang kristen memang harus menjadi teolog! Pada waktu seseorang mendengar dan mengerti Injil, yang intinya adalah bahwa Yesus telah mati untuk menebus dosa-dosa manusia, bukankah sebetulnya ia sudah berteologia?
  • Yesus berkata bahwa barangsiapa yang melihat Dia sudah melihat Allah, dan barangsiapa mengenal Dia sudah mengenal Allah (Yoh 14:7,9). Karena itu, maka orang yang mengenal Yesus / percaya kepada Yesus, sekalipun tidak menjadi ahli teologia, sudah mengenal Allah / diselamatkan.
Karena itulah orang yang sederhana sekalipun bisa saja mengenal Allah dan diselamatkan!
  • Orang bisa mengenal Allah / Yesus bukan karena kemampuan dirinya sendiri dalam berpikir dan mencari kebenaran. Seseorang bisa mengenal Allah / Yesus, karena pekerjaan Tuhan sendiri di dalam diri orang itu (Mat 11:25-27 Ef 1:18-20). Karena itu orang seder-hanapun bisa mengenal Allah / Yesus kalau Allah mau menyatakan diriNya kepada orang itu, dan sebaliknya, orang pandaipun tidak akan bisa mengenal Allah / Yesus kalau Allah tidak berkenan menyatakan diriNya kepadanya.
2) Tentang ajaran Tritunggal yang dikatakan berasal dari agama kafir.
Untuk itu kita bisa menjawab bahwa:
a) Tidak ada agama lain yang mempunyai konsep Tritunggal (1 hakekat, 3 pribadi yang setingkat). Yang ada pada mereka adalah kepercayaan terhadap 3 allah / dewa (Polytheisme / Tritheisme), dan ini sangat berbeda dengan konsep kristen tentang Allah Tritunggal.
Sebagai contoh, dalam agama Hindu, Syiwa dipercaya sebagai dewa perusak, Brahma sebagai dewa pencipta, dan Wisnu sebagai dewa pemelihara. Jelas bahwa mereka dipercaya sebagai tiga dewa, yang bahkan berbeda sifat-sifatnya satu dengan yang lain. Orang-orang Saksi Yehovah itu betul-betul bukan main tololnya kalau mereka menyamakan ajaran ini dengan doktrin Allah Tritunggal, ataupun kalau mereka menganggap bahwa ajaran ini merupakan asal usul dari doktrin Allah Tritunggal!
b) Doktrin Allah Tritunggal jelas berasal dari Kitab Suci, karena dalam Kitab Suci / Firman Allah inilah Allah mewahyukan / menyatakan diriNya kepada kita supaya kita bisa mengenal Allah yang benar.
Manusia tidak bisa mengerti doktrin Allah Tritunggal itu secara keseluruhan; lalu bagaimana mungkin manusia bisa menciptakannya?
c) Bahwa orang-orang Saksi Yehovah menunjukkan gambar-gambar dari dewa-dewa dalam agama kafir yang mereka katakan sebagai sumber dari doktrin Allah Tritunggal (gambar-gambar ini ada dalam buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?'), adalah sesuatu yang aneh dan tidak masuk akal. Mengapa? Karena dalam kekristenan Allah Tritunggal tidak pernah dan bahkan tidak boleh digambarkan! Kalau Allah Tritunggal digambarkan atau bahkan dipatungkan, maka itu jelas melanggar hukum ke 2 dari sepuluh hukum Tuhan!
Bahwa dalam agama-agama kafir dewa-dewa mereka digambarkan atau dipatungkan, tetapi dalam kekristenan Allah Tritunggal justru dilarang untuk digambarkan atau dipatungkan, menunjukkan secara jelas bahwa dewa-dewa kafir itu bukan merupakan asal usul dari Allah Tritunggal!
3) Tentang istilah maupun ajaran Tritunggal yang tidak ada dalam Kitab Suci.
Untuk ini kita bisa menjawab bahwa istilah 'Tritunggal' memang tidak ada dalam Kitab Suci, tetapi ajarannya jelas ada. Dalam Perjanjian Lama hanya ada secara samar-samar, tetapi dalam Perjanjian Baru menjadi lebih jelas.
Untuk jelasnya mari kita melihat dasar Kitab Suci dari doktrin Allah Tritunggal di bawah ini.
C) Dasar Kitab Suci dari doktrin Allah Tritunggal:
I) Kitab Suci menunjukkan ketunggalan Allah.
1) Ayat-ayat Kitab Suci yang secara explicit menyatakan bahwa Allah itu satu (Ul 6:4 1Kor 8:4 1Tim 2:5 Yak 2:19).
2) Penggunaan kata-kata bentuk tunggal untuk Allah atau dalam hubungannya dengan Allah:
a) Penggunaan kata ganti orang bentuk tunggal.
Contoh:
  • kalau Allah berbicara tentang diriNya sendiri, maka pada umumnya Ia menggunakan kata 'Aku' (bahasa Inggris: 'I').
  • kalau orang lain berbicara tentang Allah, maka pada umumnya digunakan kata 'Dia' (bahasa Inggris: 'He').
  • kalau orang berbicara kepada Allah, maka pada umumnya digunakan kata 'Engkau' (bahasa Inggris: 'You'). Dalam bahasa Yunani maupun Ibraninya terlihat bahwa yang digunakan adalah 'You' dalam bentuk tunggal.
b) Penggunaan kata kerja bentuk tunggal.
Contoh: dalam bahasa Ibraninya, kata 'menciptakan' dalam Kej 1:1 adalah kata kerja bentuk tunggal.
c) Penggunaan kata sifat bentuk tunggal.
Contoh: dalam bahasa Ibraninya, kata-kata 'baik' dan 'benar' dalam Maz 25:8 adalah kata sifat bentuk tunggal.
3) Allah mempunyai sifat self-existent, dan sifat ini tidak memungkinkan adanya lebih dari satu makhluk seperti Dia.
a) Sifat self-existent (= ada dengan sendirinya / ada dari dirinya sendiri) dari Allah, jelas merupakan ajaran dalam Kitab Suci, karena Kitab Suci menunjukkan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah (Kej 1:1-31 Yoh 1:3,10), tetapi Kitab Suci tidak pernah menceritakan tentang terjadinya Allah, dan ini menunjukkan bahwa Allah sendiri tidak pernah diciptakan / dijadikan oleh siapapun / apapun juga.
b) Sifat self-existent ini mempunyai 2 perwujudan:
  • Allah adalah makhluk yang independent (= bebas / tak tergantung) secara mutlak.
    • diriNya / keberadaanNya / hidupNya independent (Yoh 5:26).
    • pikiranNya / rencanaNya / kehendakNya / tindakanNya independent (Ro 11:33-34 9:10-24 Daniel 4:35 Ef 1:5 Maz 115:3 1Yoh 5:14).
  • Segala sesuatu ada hanya melalui Dia, dan segala sesuatu tergantung kepada Dia (Neh 9:6 Maz 104:27-30 Yoh 1:3 Kis 17:28 Ibr 1:3 1Tim 6:13a).
c) Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa tidak mungkin ada lebih dari satu makhluk yang seperti itu! Karena tidak mungkin bisa ada 2 makhluk yang sama-sama tidak tergantung apapun / siapapun, dan yang membuat segala sesuatu tergantung dirinya.
II) Kitab Suci menunjukkan adanya 'kejamakan dalam diri Allah'.
Catatan:
Perhatikan bahwa saya tidak menyebut adanya 'banyak Allah', tetapi adanya 'kejamakan dalam diri Allah'. Jadi, saya tetap percaya pada ketunggalan / keesaan Allah, tetapi dalam keesaanNya itu terdapat suatu kejamakan tertentu.
1) Dalam Perjanjian Lama.
a) Penggunaan kata 'ELOHIM' untuk Allah (Kej 1:1 dll) yang merupakan kata bentuk jamak / plural.
Kata 'ELOHIM' mempunyai bentuk tunggal / singular yaitu 'ELOAH' yang digunakan antara lain dalam Ul 32:15-17 dan Hab 3:3.
Tetapi dalam Perjanjian Lama kata 'ELOAH' hanya digunakan sebanyak 250 x, sedangkan kata 'ELOHIM' sekitar 2500 x. Peng-gunaan kata bentuk jamak / plural yang jauh lebih banyak ini menunjukkan adanya 'kejamakan dalam diri Allah'.
Memang harus diakui bahwa ELOHIM sering dianggap sebagai bentuk tunggal, tetapi yang perlu dipertanyakan adalah: kalau memang Allah itu tunggal secara mutlak, mengapa tidak digunakan ELOAH saja terus menerus? Mengapa digunakan ELOHIM, dan lebih lagi, mengapa digunakan ELOHIM jauh lebih banyak dari ELOAH?
Dalam persoalan ini, buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?' memberikan suatu serangan yang bagus, yang saya kutip di bawah ini:
"'ELOHIM' bukan berarti 'pribadi-pribadi', melainkan 'allah-allah'. Jadi mereka yang berkukuh bahwa kata ini menyatakan suatu Tritunggal menjadikan diri sendiri politeis, penyembah lebih dari satu Allah. Mengapa? Karena ini berarti ada tiga allah dalam Tritunggal" (hal 13).
Untuk menjawab serangan ini kita bisa menjelaskan sebagai berikut:
  • ELOHIM tidak boleh diartikan 'Allah-Allah', karena ini akan bertentangan dengan ayat-ayat yang menggunakan ELOAH. Sedangkan ELOAH tidak boleh diartikan 'Allah yang satu secara mutlak', karena akan bertentangan dengan ayat-ayat yang menggunakan ELOHIM. Jadi untuk mengharmoniskan ayat-ayat yang menggunakan ELOAH dengan ayat-ayat yang menggunakan ELOHIM, haruslah diartikan bahwa Allah itu tunggal dalam hakekatNya, tetapi jamak dalam pribadiNya.
  • Allah itu begitu besar, ajaib, dan ada diluar jangkauan akal manusia. Karena itu jelaslah bahwa tidak ada bahasa manusia (termasuk bahasa Ibrani), yang bisa menggambarkan Allah dengan sempurna. Tata bahasa dan kata-kata dari bahasa Ibrani (atau bahasa lain apapun) tidak bisa menggambarkan bahwa Allah itu satu hakekat tetapi tiga pribadi. Kalau selalu digunakan kata bentuk tunggal (ELOAH), maka akan menunjuk pada Allah yang tunggal secara mutlak. Sedangkan kalau selalu digunakan bentuk jamak (ELOHIM), maka akan me-nunjuk pada banyak Allah. Karena itu maka ayat-ayat tertentu menggunakan ELOAH dan ayat-ayat tertentu menggunakan ELOHIM.
b) Penggunaan kata bentuk jamak untuk Allah atau dalam hubungannya dengan Allah:
  • Kata ganti orang bentuk jamak.
Contoh: Kej 1:26 3:22 11:7.
Ada yang mengatakan bahwa pada waktu Allah menggunakan 'Kita' dalam Kej 1:26, maka saat itu Ia berbicara kepada para malaikat. Jadi itu tidak menunjukkan 'kejamakan dalam diri Allah'. Tetapi ini tidak mungkin, sebab kalau dalam Kej 1:26 diartikan bahwa 'Kita' itu menunjuk kepada Allah dan para malaikat, maka haruslah disimpulkan bahwa:
  • manusia juga diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat.
  • Allah mengajak para malaikat untuk bersama-sama mencip-takan manusia, sehingga kalau Allah adalah pencipta / creator, maka malaikat adalah co-creator (= rekan pencipta).
Disamping itu, kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menyatakan Allah, keluar sekaligus dalam satu ayat, yaitu dalam Yes 6:8 yang dalam versi NASB menterjemahkan: "Whom shall I send and who will go for Us?" (= Siapa yang akan Kuutus dan siapa yang mau pergi untuk Kami?).
Catatan:
Dalam Yes 6:8 ini, Kitab Suci bahasa Indonesia (baik terje-mahan lama maupun baru) salah terjemahan!
  • Kata kerja dalam bentuk jamak.
Contoh:
  • Kej 20:13 - kata-kata 'menyuruh aku mengembara' dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak.
  • Kej 35:7 - kata 'menyatakan' dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak.
  • 2Sam 7:23 - kata 'pergi' dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak.
  • Maz 58:12 - kata 'memberi keadilan' dalam bahasa Ibrani-nya ada dalam bentuk jamak (sebetulnya ini bukan kata kerja tetapi participle).
Padahal dalam ayat-ayat di atas ini, subyeknya adalah kata 'ELOHIM' yang digunakan untuk menyatakan Allah yang esa.
  • Kata-kata bentuk jamak lainnya seperti dalam:
    • Pengkhotbah 12:1 - kata 'pencipta' (creator), dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak, sehingga seharusnya terjemahannya adalah 'creators' (= pencipta-pencipta).
    • Maz 149:2 - kata-kata 'yang menjadikannya', dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak.
    • Yos 24:19 - dalam bahasa Ibraninya, kata 'kudus' ada dalam bentuk jamak, tetapi kata 'cemburu' ada dalam bentuk tunggal.
Jadi, kalau dalam Yes 6:8 digunakan kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menunjuk kepada Allah, maka di sini digunakan kata sifat bentuk tunggal dan jamak terhadap diri Allah.
c) Beberapa ayat dalam Kitab Suci membedakan Allah yang satu dengan Allah yang lain (seakan-akan ada lebih dari satu Allah).
  • Maz 45:7-8.
Karena dalam ayat ini Kitab Suci Indonesia kurang tepat terjemahannya, mari kita lihat terjemahan NASB di bawah ini.
Psalm 45:6-7 (NASB): "Thy throne, O God, is forever and ever ... Therefore God, Thy God has anointed Thee" (= TahtaMu, Ya Allah, kekal selama-lamanya. Karena itu, Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau).
Bandingkan dengan Ibr 1:8-9.
  • Maz 110:1.
Juga untuk ayat ini perhatikan terjemahan NASB di bawah ini.
Psalm 110:1 (NASB): "The LORD says to my Lord ..." (= TUHAN berkata kepada Tuhanku).
Bandingkan dengan Mat 22:44-45.
  • Hos 1:7 (NASB): "But I will have compassion on the house of Judah and deliver them by the LORD their God, and will not deliver them by bow, sword, battle, horses, or horseman" (= Tetapi Aku akan berbelaskasihan kepada kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka dengan / oleh TUHAN Allah mereka, dan tidak akan menyelamatkan mereka oleh / dengan busur, pedang, pertempuran, kuda-kuda, atau penunggang-penung-gang kuda).
  • Kej 19:24 - "Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit".
  • Amsal 8 berbicara tentang 'hikmat Allah'. Kalau dilihat dari istilahnya, yaitu 'hikmat Allah' [the wisdom of God (= hikmat dari / milik Allah)], maka jelas bahwa 'hikmat Allah' ini tidak sama dengan Allah.
Tetapi Amsal 8 ini lalu mempersonifikasikan 'hikmat Allah' itu dan menunjukkannya sebagai seorang pribadi yang bersifat kekal (Yesus). Dengan kata lain, hikmat Allah itu juga adalah Allah (bdk. 1Kor 1:24 - "Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah").
  • Penampilan dari Malaikat TUHAN (Kej 16:2-13 22:11,16 31:11,13 48:15,16 Kel 3:2,4,5 Hak 13:20-22).
Sama seperti istilah 'hikmat Allah' di atas, maka istilah 'Malaikat TUHAN' ini juga menunjukkan bahwa 'Malaikat TUHAN' (the Angel of the LORD) ini tidak sama dengan Allah.
Tetapi, sekalipun dalam bagian-bagian tertentu Malaikat TU-HAN itu disebut sebagai Malaikat TUHAN, dalam bagian-bagian lain Ia juga disebut sebagai Allah / TUHAN sendiri.
Contoh:
  • dalam Kej 16:7 - disebut sebagai Malaikat TUHAN.
  • dalam Kej 16:13 - disebut sebagai TUHAN sendiri.
  • dalam Kej 22:11 - disebut sebagai Malaikat TUHAN.
  • dalam Kej 22:12 - disebut sebagai Allah sendiri.
Juga, dalam Kel 23:20-23, malaikat TUHAN ini mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa.
Semua ini menunjukkan bahwa Malaikat TUHAN itu adalah Allah / TUHAN sendiri.
d) Penggunaan nama 'TUHAN' (YAHWEH / YEHOVAH) 3 x berturut-turut dalam Bil 6:24-26 dan sebutan 'kudus' bagi Allah 3 x berturut-turut dalam Yes 6:3.
Tidak anehkah bahwa ayat-ayat itu menyebutkan 'TUHAN' dan 'kudus' sebanyak 3 kali? Mengapa tidak 2 kali, atau 5 kali, atau 7 kali? Jelas karena ada hubungannya dengan Allah Tritunggal!
e) Kata 'esa / satu' yang digunakan dalam Ul 6:4, dalam bahasa Ibraninya adalah ECHAD.
Orang Saksi Yehovah mengatakan bahwa kata ECHAD ini berarti 'satu yang mutlak' dan tidak mengandung kejamakan.
Untuk itu perhatikan kutipan dari buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?' di bawah ini:
"Kata-kata tersebut terdapat dalam Ulangan 6:4. New Jerusalem Bible (NJB) Katolik berbunyi: 'Dengarlah Israel: Yahweh Allah kita adalah esa, satu-satunya Yahweh'. Dalam tatabahasa dari ayat itu kata 'esa' tidak mengandung sifat jamak untuk menyatakan bahwa kata itu mempunyai arti yang lain, yaitu bukan satu pribadi".
Tetapi pandangan Saksi Yehovah ini justru salah, dan mereka mendukung kesalahannya itu dengan mengutip suatu versi Alkitab yang justru salah terjemahan, yaitu New Jerusalem Bible Katolik!
Bahwa kata ECHAD ini sering berarti 'satu gabungan / a compound one', bukan 'satu yang mutlak / an absolute one', bisa terlihat dari contoh-contoh di bawah ini:
  • Kej 1:5 - gabungan dari petang dan pagi membentuk satu (ECHAD) hari.
  • Kej 2:24 - Adam dan Hawa menjadi satu (ECHAD) daging.
  • Ezr 2:64 - seluruh jemaat itu satu (ECHAD) tapi terdiri dari banyak orang. (Catatan: ini hanya bisa terlihat dalam bahasa Ibraninya).
  • Yeh 37:17 - dua papan digabung menjadi satu (ECHAD) papan.
Sebetulnya ada sebuah kata lain dalam bahasa Ibrani yang berarti 'satu yang mutlak' atau 'satu-satunya'. Kata itu adalah YACHID. Contoh: Kej 22:2,16.
Kalau Musa memang mau menekankan tentang 'kesatuan yang mutlak' dari Allah dan bukannya 'kesatuan gabungan' (a compound unity), maka dalam Ul 6:4 itu ia pasti menggunakan kata YACHID dan bukannya ECHAD. Tetapi ternyata Musa menggunakan kata ECHAD, dan ini menunjukkan bahwa Allah itu tidak satu secara mutlak, tetapi ada kejamakan dalam diri Allah.
2) Dalam Perjanjian Baru.
Perjanjian Baru memberikan pernyataan yang lebih jelas tentang pribadi-pribadi yang berbeda dalam diri Allah.
a) Kalau dalam Perjanjian Lama YAHWEH / YEHOVAH disebut sebagai Penebus dan Juruselamat (Maz 19:15 78:35 Yes 43:3,11,14 47:4 49:7,26 60:16), maka dalam Perjanjian Baru, Anak Allah / Yesuslah yang disebut demikian (Mat 1:21 Luk 1:76-79 Luk 2:11 Yoh 4:42 Gal 3:13 4:5 Tit 2:13).
b) Kalau dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa YAHWEH / YEHOVAH tinggal di antara bangsa Israel dan di dalam hati orang-orang yang takut akan Dia (Maz 74:2 Maz 135:21 Yes 8:18 Yes 57:15 Yeh 43:7,9 Yoel 3:17,21 Zakh 2:10-11), maka dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa Roh Kuduslah yang mendiami Gereja / orang percaya (Kis 2:4 Ro 8:9,11 1Kor 3:16 Gal 4:6 Ef 2:22 Yak 4:5).
c) Perjanjian Baru memberikan pernyataan yang jelas tentang Allah yang mengutus AnakNya ke dalam dunia (Yoh 3:16 Gal 4:4 Ibr 1:6 1Yoh 4:9), dan tentang Bapa dan Anak yang mengutus Roh Kudus (Yoh 14:26 15:26 16:7 Gal 4:6).
d) Dalam Perjanjian Baru kita melihat Bapa berbicara kepada Anak (Mark 1:11) dan Anak berbicara kepada Bapa (Mat 11:25-26 26:39 Yoh 11:41 12:27) dan Roh Kudus berdoa kepada Allah dalam hati orang percaya (Ro 8:26).
e) Dalam Perjanjian Baru kita melihat ketiga pribadi dalam diri Allah disebut dalam satu bagian Kitab Suci (Mat 3:16-17 Mat 28:19 1Kor 12:4-6 2Kor 13:13 1Pet 1:2 Wah 1:4-5).
Untuk ini ada komentar / serangan dari orang Saksi Yehovah dalam buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?':
  • "Apakah ayat-ayat ini menyatakan bahwa Allah, Kristus, dan roh kudus membentuk suatu Keilahian Tritunggal, bahwa ketiganya sama dalam bentuk, kekuasaan, dan kekekalan? Tidak, tidak demikian, sama halnya menyebutkan tiga orang, seperti Amir, Budi dan Bambang, tidak berarti bahwa mereka tiga dalam satu" (hal 23).
  • "Ketika Yesus dibaptis, Allah, Yesus, dan roh kudus juga disebutkan dalam konteks yang sama. Yesus 'melihat roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya' (Matius 3:16). Tetapi, ini tidak berarti bahwa ketiganya adalah satu. Abraham, Ishak, dan Yakub banyak kali disebutkan bersama-sama, tetapi hal itu tidak membuat mereka menjadi satu. Petrus, Yakobus dan Yohanes disebutkan bersama-sama, tetapi itu tidak membuat mereka menjadi satu juga" (hal 23).
Kita bisa menjawab serangan ini dengan berkata:
  • Jelas bahwa doktrin Allah Tritunggal tidak bisa didapatkan seluruhnya dari ayat-ayat tersebut. Ayat-ayat itu hanyalah salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal, sehingga kalau kita hanya menyoroti ayat-ayat itu saja, maka mungkin sekali memang tidak bisa dihasilkan doktrin Allah Tritunggal!
  • Memang adanya tiga nama yang disebutkan bersama-sama tidak membuktikan bahwa mereka itu satu. Bahkan tidak selalu membuktikan / menunjukkan bahwa mereka setingkat. Tetapi kadang-kadang memang bisa menunjukkan bahwa mereka itu setingkat. Itu tergantung dari kontexnya; dan karena itu harus dipertanyakan: dalam situasi dan keadaan apa ketiga orang itu disebutkan bersama-sama?
Dalam ayat-ayat di atas, Bapa, Anak, dan Roh Kudus dise-butkan dalam kontex yang sakral, seperti formula baptisan (Mat 28:19), berkat kepada gereja Korintus (2Kor 13:13), baptisan Yesus (Mat 3:16-17), dsb. Karena itu ayat-ayat itu bisa dipakai sebagai dasar untuk menunjukkan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus itu setingkat.
  • Dalam Mat 28:19 dikatakan 'dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus'.
Sesuatu yang menarik adalah: sekalipun disini disebutkan 3 buah nama, tetapi kata 'nama' itu ada dalam bentuk tunggal, bukan bentuk jamak! Dalam bahasa Inggris diterjemahkan name, bukan names. Karena itu ayat ini bukan hanya me-nunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu setingkat, tetapi juga menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu adalah satu!
Catatan:
Ada satu ayat Kitab Suci / Perjanjian Baru yang berbicara tentang kesatuan dari tiga pribadi Allah itu, yaitu 1Yoh 5:7-8 yang berbunyi:
"Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu".
Tetapi perlu diketahui bahwa ayat ini, pada bagian yang ada dalam tanda kurung, sangat diragukan keasliannya dan dianggap sebagai suatu penambahan pada text asli Kitab Suci. Persoalannya, ada banyak manuscript yang tidak mempunyai bagian ini. Dan manuscript-manuscript yang mempunyai bagian ini hanyalah manuscript-manuscript yang kurang bisa dipercaya. Karena itu, dalam beberapa Kitab Suci Bahasa Inggris, seperti NIV dan NASB, bagian ini bahkan dihapuskan dari text Kitab Suci dan hanya diletakkan pada footnote (= catatan kaki).
Dalam berdebat / berdiskusi dengan orang-orang Saksi Yehovah tentang Allah Tritunggal, jangan menggunakan bagian ini sebagai dasar dari Allah Tritunggal, karena:
  • Pada umumnya orang-orang Saksi Yehovah, yang terkenal 'ahli' dalam hal menyerang doktrin Allah Tritunggal, mengetahui bahwa ayat itu sangat diragukan keasliannya. Jadi kalau saudara meng-gunakan ayat itu, itu bisa justru menjadi bumerang bagi saudara!
  • Tidak fair bagi kita untuk menggunakan ayat yang kita tahu ketidak-orisinilannya.
  • Dalam perang melawan setan, Firman Tuhan adalah senjata (pe-dang Roh) bagi kita (Ef 6:17). Kalau bagian ini sebetulnya tidak termasuk dalam Kitab Suci, maka itu berarti bahwa bagian itu juga bukan merupakan Firman Tuhan, dan karenanya tidak cocok untuk kita gunakan sebagai senjata.
  • Ada cukup banyak dasar Kitab Suci yang lain yang mendukung doktrin Allah Tritunggal.
3) Keilahian Yesus dan Roh Kudus.
Bahwa Yesus dan Roh Kudus juga adalah Allah (ini sudah dibuktikan dalam 2 pelajaran yang lalu), sebagaimana Bapa adalah Allah, jelas menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah.
Kesimpulan:
Dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang menunjukkan ketunggalan Allah dan juga ada ayat-ayat yang menunjukkan 'kejamakan Allah'. Inilah yang menye-babkan munculnya doktrin Allah Tritunggal, yang merupakan satu-satunya jalan untuk mengharmoniskan kedua grup ayat tersebut.
Sekarang, bagi kita hanya ada 2 pilihan:
a) Menerima doktrin Allah Tritunggal yang mengharmoniskan kedua golongan ayat tersebut.
b) Menolak doktrin Allah Tritunggal, dan ini berarti kita harus menghadapi kontradiksi yang tidak mungkin bisa diharmoniskan dalam Kitab Suci!
Yang mana yang menjadi pilihan saudara?
-AMIN-

Sumber: http://www.facebook.com/groups/Christ.Lifestyle/doc/456528497701464/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bagaimana menaklukkan Saksi Yehova IV"

Post a Comment