Bacaan : “Yusuf pun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan itu. (Mark 15: 46a)”
Ada pepatah mengatakan, “cinta adalah pengorbanan”.
Banyak orang mengakui kebenaran hal itu, karena memang di dalam cinta ada
pengorbanan. Bahkan, tidak jarang pula seberapa besar pengorbanan seseorang
demi orang atau sesuatu yang dicintainya dijadikan tolok ukur akan cintanya.
Dengan kata lain, pengorbanan merupakan modal dasar dalam cinta.
Demikian pula dalam mengikut Yesus, setiap orang
percaya diharapkan juga “bermodal”. Pemahaman yang biasa ada dalam diri orang
percaya, bahwa mengikut Yesus hanya bermodal iman. Padahal, jika kita melihat
apa yang dilakukan Yusuf Arimatea, modal dalam mengikut Yesus lebih daripada
sekedar iman saja. Yusuf mempertaruhkan hidupnya demi menurunkan mayat Yesus.
Walau mungkin ada ketakutan dalam dirinya, karena ia pun juga seorang Majelis
Besar, namun ia tetap bersedia berkorban demi menghargai pengorbanan Yesus.
Tidak hanya hati, namun Yusuf juga mengorbankan waktu, harta, tenaga, pikiran,
bahkan kemapanan kehidupannya demi Yesus. Mengapa ia sampai berbuat demikian?
Semua itu dilakukannya, karena ia percaya dan sangat menghargai (cinta)
pengorbanan Yesus. Ia ingin supaya Yesus dimakamkan sebagaimana layaknya. Cinta
itulah yang membuat Yusuf rela berkorban dan mempertaruhkan hidupnya.
0 Response to "Pengorbanan Dalam Sebuah Cinta"
Post a Comment