Pada suatu hari saya melihat dua orang pemuda, salah seorang berwajah bule, sedang bersepeda di siang yang terik. Mereka mengenakan kemeja putih-celana hitam serta berdasi hitam. Sesungguhnya hal itu bukan pertama kali saya lihat. Apakah Anda juga pernah melihatnya? Siapakah mereka? Mereka adalah para penginjil Mormon. Kenalkah Saudara dengan Mormon?
Mari kita mengenal kehidupan Mormon
Apakah Mormon itu?
Nama resmi Mormon adalah Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (OSZA). Dalam bahasa Inggris disebut The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints (LDS). Kelompok ini juga dikenal dengan “Mormon” sebab mereka memiliki kitab suci Mormon (The Book of Mormon). Mormonisme adalah salah satu kelompok yang berkembang pesat pada abad ke-20 dan ke-21 ini. Pengaruh mereka sangat terasa di AS, khususnya dalam politik pemerintahan negara ini. Dunia pendidikan dan kebudayaan AS juga cukup banyak dipengaruhi oleh orang-orang Mormon, misalnya Stephen Covey yang terkenal dengan bukunya 7 Habits of Highly Effective People .
Bagaimanakah Sejarah Awal dan Perkembangan Mormon ?
Sejarah Mormon tak bisa dipisahkan dari pergumulan dan pengalaman iman pendirinya yaitu Joseph Smith (1805-1844). Joseph Smith mengalami sejumlah penglihatan. Penglihatan pertama terjadi di usia 14 tahun, saat ia menghadapi kebingungan akan banyaknya gereja yang berbeda-beda bahkan saling bermusuhan. Dia bertanya: “ manakah gereja yang benar? “. Smith membawa pergumulannya dalam doa. Pada musim semi tahun 1820, dia pergi ke semak-semak dekat rumahnya dan berdoa mohon penerangan Allah. Dia minta petunjuk untuk mengetahui gereja yang benar. Dalam doanya itulah, Allah menjumpainya dan memberikan petunjuk bahwa gereja yang pertama-tama didirikan YESUS tidak ada lagi di dunia ini. Smith merasa dipilih oleh Allah untuk memulihkan gereja Yesus Kristus di muka bumi ini.
Pada tahun 1823 Smith kembali mendapatkan penglihatan. Saat itu ia dikunjungi oleh Moroni yang memberikan kepadanya catatan sejarah kuno yang ditulis oleh orang-orang Ibrani kuno di Amerika dalam bahasa Mesir dan Ibrani kuno. Sejarah itu tertulis dalam lempengan-lempengan emas dan terkubur di sebuah bukit yang tidak jauh dari rumahnya. Smith diperintahkan untuk memperkenalkan sejarah ini kepada dunia dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris. Joseph Smith diberi “perlengkapan dan kemampuan khusus” untuk menerjemahkan tulisan pada lempengan itu. Hasil terjemahan itu dibukukan dan diterbitkan pada tahun 1830 dengan judul “Kitab Mormon.” ( The Book of Mormon)
Sembari menerjemahkan lempengan, Joseph Smith masih menerima sejumlah wahyu. Dalam masa-masa sampai selesainya penerjemahan, ia pun gencar mengumpulkan pengikutnya. Sampai akhirnya, pada 6 April 1830 Joseph Smith mendirikan gereja Mormon, sesuai dengan salah satu wahyu yang ia terima.
Dalam perkembangan selanjutnya, Joseph Smith dan pengikut-pengikutnya mengalami penganiayaan karena keyakinan mereka, sehingga mereka menyingkir ke Ohio, lalu ke Missouri dan kemudian ke Illinois. Di Nauvoo, Illinois, Smith dibunuh di penjara pada tahun 1844. Smith diakui oleh anggota-anggotanya sebagai seorang syahid. Ia digantikan oleh Brigham Young, yang memimpin jemaatnya untuk mengundurkan diri lebih jauh lagi ke barat hingga akhirnya mereka tiba di Salt Lake City, Utah. Sejak itu, Gereja Mormon berpusat di Salt Lake City, Utah.
Bagaimanakah Perkembangan Mormon di Indonesia?
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir pertama kali dikenal sebagai sebuah yayasan di negara Indonesia pada tahun 1969, tetapi Misi di Indonesia belum secara resmi dibentuk sampai tahun 1975. Dari tahun 1980 sampai 2001 misi tersebut hanya didukung oleh misionaris setempat dan pasangan senior misionaris asing bidang kemanusiaan yang melayani di bawah organisasi LDS Charities. Pada tahun 1987 Gereja Mormon menerima pengakuan resmi dari pemerintah Indonesia sebagai sebuah kesatuan Gereja yang terpisah dari yayasan yang sebelumnya dibentuk. Pada bulan Januari tahun 2000 Presiden Gereja Mormon, Gordon B. Hinckley, mengunjungi Indonesia. Tahun berikutnya misionaris asing diizinkan kembali melayani di negara Indonesia bersama para misionaris setempat.
Saat ini Misi di Indonesia terdiri dari 23 cabang di bawah 3 distrik. Sebagian besar cabang-cabang ini berada di pulau Jawa, dengan satu cabang di kota Medan dan satu cabang lagi di kota Manado. Para misionaris melayani di semua cabang.
Apakah Kitab Mormon?
Gereja Yesus Kristus OSZA mengakui Alkitab sebagai “Firman Allah sejauh kitab itu diterjemahkan dengan benar.” Alkitab yang diakui mendekati kebenaran adalah terjemahan King James. Selain itu, Gereja Mormon juga mengakui kitab-kitab berikut ini sebagai Kitab Suci mereka yang setara dengan Alkitab:
Kitab Mormon.
Kitab ini merupakan hasil penerjemahan dari lempengan emas. Oleh Joseph Smith, kitab Mormon disebut sebagai wahyu baru yang memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat yang sedang berubah dan yang membawa agama yang up to date . Kitab Mormon merupakan kumpulan dari 15 kitab (tulisan). Kitab ini berisi sejarah penghuni pertama benua Amerika dari sekitar tahun 2200 seb.M. sampai tahun 421 M. Sejarah dimulai dari masa Israel lama sebelum penaklukan Nebukadnezar dan pembuangan ke Babylonia. Pada masa itu ada seorang dari suku Efraim yang bernama Lehi dengan dua putera yaitu Laman dan Nefi. Keturunan Laman adalah pendosa dan pemberontak sedangkan keturunan Nefi adalah orang-orang benar. Keturunan Laman yang berdosa dihukum ALLAH dengan membuat kulit mereka gelap dan mereka berkembang menjadi suku-suku Indian, sebelum Amerika ditemukan Columbus. Yesus Kristus menampakkan diri kepada mereka setelah kebangkitan-Nya. Yesus memberitakan Injil hingga gereja-Nya berkembang di tengah kedua suku itu. Setelah masa damai berlangsung, pada suatu ketika terjadilah perseteruan di antara kedua suku ini. Suku Laman menghancurkan suku Nefi yang ketika itu sudah menjadi pendosa di mata TUHAN. Nabi suku Nefi adalah Mormon dan puteranya, Moroni, diberi tanggungjawab oleh TUHAN untuk mengumpulkan dan memelihara sejumlah lempengan emas yang berisi “Injil sejati” yang langsung dari Kristus. Mereka pun menyembunyikannya pada tahun 421 di bukit Cumorah
Ajaran dan Perjanjian, yaitu kumpulan wahyu dan pernyataan yang diilhamkan ; diberikan untuk pembentukan dan
pengaturan Gereja Yesus Kristus pada akhir zaman.
Mutiara yang Sangat Berharga, yaitu kumpulan wahyu, terjemahan, dan tulisan-tulisan Joseph Smith.
Dalam kenyataannya, Alkitab tidak digunakan sebagai kaidah tertinggi bagi iman dan perilaku. Yang diutamakan adalah Kitab Mormon, Doktrin dan Perjanjian dan Mutiara Berharga. Disamping keempat kitab yang sudah disebut di atas, masih ada satu lagi sumber ajaran Mormon yang wibawanya tak kalah dari keempat sumber terdahulu yaitu wahyu atau penglihatan kepada para pemimpin Mormon yang tidak dimuat dalam ketiga kitab tersebut di atas. Karena semuanya dikatakan langsung dari TUHAN, maka umat pun menerimanya sebagai kebenaran mutlak, kendati isinya tidak selalu cocok dengan Alkitab ataupun dengan ketiga kitab suci Mormon terdahulu. Banyak ajaran Mormon ditambahkan setelah kitab Mormon.
Apa sajakah yang diajarkan gereja Mormon?
Pokok-pokok ajaran gereja Mormon dirumuskan Joseph Smith dalam dokumen Articles of Faith ( pasal-pasal Iman; 1835), yang dimuat dalam kitab suci ketiga dari gereja ini yaitu Pearl of Great Price ( Mutiara Berharga). Berikut ini adalah beberapa pokok ajaran Mormon yang berbeda dari ajaran kekristenan pada umumnya:
1. Ajaran tentang ALLAH
Pada awalnya, kaum Mormon percaya pada ALLAH Tritunggal, namun dalam perkembangan kemudian, Joseph Smith dan pengikutnya tidak mengakui ketritunggalan ALLAH. Mereka mengakui ALLAH BAPA, YESUS dan ROH KUDUS sebagai pribadi yang berbeda-beda, terpisah satu dengan yang lain. Bahkan ALLAH BAPA dilihat sebagai manusia biasa.
2. Ajaran tentang manusia
Sepintas kelihatannya kaum Mormon mengakui keberdosaan manusia di hadapan ALLAH dan keselamatan manusia melalui penebusan YESUS KRISTUS. Akan tetapi dalam perkembangannya kemudian, kaum Mormon memahami bahwa manusia bisa menjadi Allah atau ilah.
3. Ajaran tentang KRISTUS, Pemuliaan dan Keselamatan
Brigham Young mengemukakan bahwa bapa Yesus adalah Adam. Kemudian Joseph Fileding Smith, presiden Mormon yang kesepuluh, menegaskan bahwa Yesus lahir bukan tanpa campur tangan manusia. Allah Bapa yang adalah manusia itu mempunyai hubungan dengan Maria, sehingga lahirlah Yesus atau Yehova.
Gereja Mormon mengajarkan tentang pentingnya penebusan oleh Kristus atas orang-orang berdosa, sejak Adam dan Hawa. Penebusan melalui Yesus Kristus menyediakan dua macam keselamatan:
1. Keselamatan umum: yang berlaku bagi setiap orang melalui kematian dan kebangkitan Kristus.
2. Keselamatan yang juga melalui Kristus, tetapi sangat bergantung pada upaya manusia melalui kesusilaan, ketaatan pada hukum dan tata tertib, baptisan dan keikutsertaan dalam upacara-upacara di Bait suci.
Mormon juga mengajarkan adanya tiga jenjang Sorga atau Kerajaan, yaitu telestial, terrestrial dan celestial. Semua manusia akan memasuki salah satu sorga atau kerajaan ini setelah kematian. Telestial adalah sorga untuk orang curang, pendusta, penyihir, pezinah. Terrestrial adalah sorga untuk orang-orang baik dan terhormat namun telah dibutakan oleh ketrampilan manusiawi, dan juga untuk orang-orang yang bukan kaum Mormon. Celestial adalah sorganya kaum Mormon, yaitu mereka yang beriman kepada Kristus, bertobat, dibaptis dan memegang teguh kesusilaan dan kewajiban yang diajarkan gereja Mormon. Sorga celestial juga masih terbagi dua: yaitu bagi mereka yang menjalani upacara di bait suci dan bagi mereka yang belum . Orang-orang yang menerima keselamatan umum tidak bisa masuk ke sorga celestial. Jadi perolehan kemuliaan di Sorga sangat bergantung pada tingkat ketaatan dan keikutsertaan dalam upacara-upacara di bait suci Mormon. Ketika seseorang dimuliakan, saat itu ia menjadi ilah. Dalam kenyataannya, iman kepada Kristus dan iman kepada Joseph Smith sama pentingnya.
4. Ajaran tentang gereja
Kaum Mormon ingin membangun organisasi gereja seperti gereja perdana dengan jabatan rasul, nabi, pengajar, penginjil dan sebagainya. Sekalipun demikian organisasi gereja ini terutama dibangun di atas wawasan imam Harun dan Melkisedek. Yang diperkenankan menjadi imam hanya pria. Kedua imamat ini terdiri dari sejumlah dewan atau korum dan berfungsi sebagai anak tangga dari jabatan paling rendah hingga yang tertinggi. Para imam diorganisir menjadi korum tersendiri dengan anggota yang dipimpin seorang imam besar. Dalam imamat Harun, uskup adalah jabatan tertinggi. Seorang uskup harus sudah menduduki jenjang imam besar. Uskup memimpin dan melayani jemaat lokal ( ward ) tanpa menerima gaji.
Dalam kerangka imamat Melkisedek, seseorang dapat menjadi anggota dewan 70 bila sudah matang di gereja dan selanjutnya bisa menjadi imam besar pada usia setengah umur atau lanjut. Yang sudah ditahbiskan menjadi penatua umumnya diutus menjadi misionaris di luar dan di dalam negeri dengan biaya sendiri . Dewan 70 dipimpin oleh 7 presiden yang sudah menduduki jenjang imam besar.
Pada puncak hierarkhi gereja Mormon, terdapat satu badan yang disebut General Authorities. Badan ini terdiri dari seorang presiden , dua penasihat dan dua belas rasul. Sang presiden dipandang sebagai nabi yang menerima wahyu Ilahi, pelihat dan penyingkap gereja yang dipulihkan. ( Gereja Mormon selalu menyebut dirinya sebagai Gereja perjanjian baru yang dipulihkan ). Ketua dewan dua belas rasul biasanya diangkat menjadi presiden baru bila presiden lama meninggal dunia.
Kaum wanita tak boleh menjadi imam. Sejak tahun 1842 mereka mendapatkan tugas merawat orang miskin, yang sakit dan berkemalangan; memberi bantuan pada waktu kematian; memberi bimbingan dan latihan ketrampilan rumah tangga bagi saudari-saudari, memupuk cinta kasih pada agama, pendidikan, kebudayaan dan sopan santun; membina iman serta mempelajari dan mengabarkan Injil. Oleh karena itu wanita tidak didukung untuk bekerja sebagai wanita karier di luar rumah.
Di samping para pejabat yang mendapat tahbisan dan kaum wanita yang bergiat dalam wadah khusus tersebut di atas, semua warga gereja diharapkan menyediakan waktunya bekerja bagi gereja beberapa jam dalam seminggu , disamping memberikan perpuluhan, dengan demikian setiap jemaat (ward ) dan resort atau klasis (stake) memiliki kekayaan cukup besar. Sebagian kekayaan ini digunakan untuk memelihara warga gereja yang berkekurangan sehingga tak ada warga gereja yang kelaparan atau melarat
Gereja Mormon sejak beberapa dasa warsa terakhir juga sangat menekankan pentingnya pembangunan kehidupan persekutuan dan keutuhan dalam keluarga. Setiap keluarga diharuskan berkumpul beberapa jam, minimal pada setiap Senin malam.
5. Upacara-upacara di bait suci.
Spencer W. Kimball, salah seorang nabi dan presiden Mormon, berkata bahwa kegiatan di bait suci ( temple work) merupakan program gereja Mormon yang terpenting. Bait suci ( juga disebut rumah Tuhan ) berbeda dari gedung gereja atau rumah ibadah biasa. Bait suci pada umumnya berukuran sangat besar terbuat dari bahan mahal serta berisi perlengkapan istimewa yang juga terbuat dari bahan-bahan mewah. Bait suci tidak dipakai untuk kegiatan rutin tapi hanya untuk upacara-upacara khusus yang dianggap suci. Tidak sembarang orang boleh masuk bait suci; hanya warga Mormon dan yang dipandang layaklah yang boleh memasukinya. Kelayakan ini dibuktikan oleh surat rekomendasi yang ia peroleh dan bawa dari uskup di jemaatnya.
Upacara pertama adalah baptisan orang mati. Menurut Joseph Smith, tanggungjawab terbesar di dunia ini yang diberikan Allah kepada kaum Mormon adalah mencari orang yang telah mati agar mereka juga dapat diselamatkan. Joseph Smith menetapkan upacara khusus untuk baptisan orang mati ini di bait suci. Baptisan dilakukan dengan memilih warga Mormon untuk mewakili orang mati yang dianggap patut diselamatkan.
Upacara kedua adalah endowment ( penganugerahan)
Pria dan wanita dipisahkan dalam suatu upacara mandi istimewa. Mereksa diurapi dengan minyak; dimulai dengan kepala dan mencakup semua organ penting. Alat kelamin juga diberi urapan dan berkat khusus agar mampu melaksanakan fungsinya dengan baik.
Upacara ketiga adalah perkawinan untuk kekekalan atau perkawinan celestial.
Kaum Mormon percaya bahwa seseorang harus menikah di dalam bait suci dalam suatu upacara suci agar perkawinannya berlangsung hingga kekekalan dan ia diberi kemuliaan sebagai ilah. Perkawinan ini memungkinkan seseorang memiliki anak-anak dalam wujud roh di alam kekekalan. Jadi gereja Mormon mengajarkan bahwa perkawinan seseorang harus dimeteraikan dengan sepatutnya di bait suci agar mendapat kemuliaan tertinggi di sorga celestial.
Melihat ajaran dan praktek aliran dan gereja Mormon ini, maka banyak teolog menilai Mormon sebagai aliran sesat atau bidat. Sementara itu kalangan Mormon sendiri bersikukuh pada keyakinan bahwa mereka adalah gereja Kristen sejati dan tidak mau dipandang sebagai bidat.
Bagaimanakah pandangan Anda?
Sumber:
Aritonang, J.S, Berbagai aliran di dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1995.
http://id.wikipedia.org/wiki/ Gereja Mormon
http://www.gerejayesuskristus.or.id/church/hm/chistory/index.asp
Shipps, Jan. “Joseph Smith and Mormonism,” dalam http://www.lds-mormon.com/shipps_joseph_smith.shtml.
0 Response to "Mormon"
Post a Comment