BERPEGANG PADA FIRMAN TUHAN DI TENGAH KETIDAKPASTIAN

Melakukan sesuatu terus menerus, tentunya membutuhkan ketekunan, ketekunan tersebut masih dapat kita jabarkan kedalam pengertian yang lebih luas, termasuk juga di dalamnya mengandung unsur ketaatan dan kesetiaan.

Salah satu ciri kehidupan orang Kristen yaitu menggumuli firman Tuhan sebagai dasar atau arah untuk mengarungi kehidupan konkret di tengah-tengah dunia. Bila kita menelusuri kehidupan yang kita jalani di tengah-tengah keluarga, untuk menggumuli firman Tuhan, dengan mengawalinya dengan membaca firman Tuhan, pastilah kenyataan yang kita temukan adalah sebuah ketimpangan dalam bentuk waktu yang kita pergunakan. Misalnya, berapa lama waktu jika kita mengikuti PA (Pemahaman Alkitab), paling lama dua jam, dalam kurun waktu satu minggu. Pastilah menurut ukuran yang ideal atau pas, waktu yang kita pergunakan untuk menggumuli firman Tuhan kurang.

Hanya persoalannya untuk jaman sekarang, kesukaan untuk membaca firman Tuhan yang berujud Alkitab (sebagai kesaksian akan Fiman yang hidup), agaknya sesuatu langka, mengapa demikian? Karena, banyak bacaan-bacaan yang justru sangat menarik dibandingkan dengan Alkitab, dengan sajian dan kemasan yang menarik pula untuk kehidupan orang pada masa kini, dan itu juga terjadi dalam kehidupan keluarga-keluarga Kristen. Belum juga pengaruh acara TV, yang juga menyajikan acara-acara yang menarik, misalnya sinetron yang terkadang menyajikan kekerasan, ataupun perselingkuhan yang memberi dampak negatif dalam kehidupan, dan mempengaruhi perilaku kehidupan keluarga. Paling tidak itulah gambaran kehidupan konkret atau kenyataan pada masa kini, sebagai keluarga-keluarga Kristen (orang beriman) di tengah-tengah tawaran-tawaran yang serba menarik yang sebenarnya mengaburkan.

Dalam bacaan dari Mazmur 119 : 105 – 112, terutama ayat 105 diawali dengan ungkapan bahwa Firman Tuhan merupakan suatu pelita bagi kaki-ku dan terang bagi jalan-ku , ungkapan ini merupakan ungkapan yang mendalam didasari melalui penghayatan iman dalam realitas kehidupan. Dari ungkapan di atas, memberikan tekanan bahwa Firman Tuhan sebagai pelita. Bentuk pelita untuk jaman sekarang dapat kita gambarkan seperti (jawa : lampu senthir), apinya kecil, cahaya pancarannya hanya terbatas, misalnya orang akan melihat jalan, ia berfungsi hanya sebatas menerangi jalan yang akan di tuju, pancaran cahanya tidak jauh, seperti misalnya lampu petromak, senter, lampu listrik, dan obor. Tetapi justru dengan menggunakan pelita tersebut orang tertolong untuk mengarahkan langkah pada satu arah sasaran yang akan dituju, ia tidak akan menoleh kekanan-kekiri atau ke belakang, karena jarak pandang yang sangat terbatas. Sehingga sasaran yang akan dicapai, dicapai dengan maksimal. Dari pengambaran pengertian di atas, fungsi dari pelita, yaitu memberikan dasar arah (orang beriman).

Fungsi yang lain dari firman Tuhan yaitu memberikan dasar bagi orang beriman untuk mengarungi kehidupan ini dengan, fungsi dari firman Tuhan yaitu, berfungsi menerangi kehidupan yang dijalaninya, dari segala penindasan (ayat 107) dan sikap-sikap yang ditujukan dunia pada saat sekarang ini. Seperti penggambaran orang fasik yang memasang jerat (ayat 110). Kehidupan tidak sekedar apa yang kita bayangkan, menurut kesaksian dari bacaan, ternyata kehidupan ini nyata (konkret) dengan berbagai persoalan dan problematikanya. Dari pergulatan kehidupan yang dijalaninya itulah, justru muncul suatu pengakuan yang begitu mendalam sebagai suatu ekspresi dari imannya, yaitu pengakuan akan firman Tuhan yang menjadi sandaran hidupnya (ayat 111).

Dari pengakuan itulah juga muncul suatu tekat untuk selalu menaati firman Tuhan, dengan sepenuhnya, bahkan dengan sumpah atau ikrar (ayat 112), sebagai wujud dari ketaatan dan kesetiaannya kepada firman Tuhan. Tidak mudah memang untuk memberlakukan kesetiaan dan ketaatannya tersebut kepada firman Tuhan, karena semakin orang bertekun dalam menaati dan setia dengan firman Tuhan, ia akan semakin diperhadapkan dengan berbagai godaan. Sehingga kita dapat memaknai godaan itu sebagai batu ujian dapatkah kita dapat setia kepada firman Tuhan, ataukah kita, akan berpaling untuk tidak setia kepada firman Tuhan?

Kehidupan kita sebagai keluarga-keluarga Kristen (orang beriman) masa kini, menurut kebanyakan orang masuk dalam abad modern, yang ditandai oleh perubahan perilaku, sebagai bagaian akibat (dampak) dari budaya modern, misalnya lunturnya relasi (hubungan antar manusia pribadi – pribadi), segala sesuatu diukur dengan materi dan uang, degredasi moral, sehingga manusia bertindak tidak menggunakan nurani lagi, menganggap yang kuat itulah yang berkuasa dan yang lemah mengalami penindasan, cenderung orang untuk mementingkan kelompok, agama, golongannya masing-masing.

Itulah gambaran kehudupan jaman yang sedang mengalami perubahan, pertannyanya, mampukah kita ditengah-tengah kehidupan yang digambarkan di atas kita dapat perpegang , dengan taat dan setia kepada Firman Tuhan sebagai tolok ukur dan otoritas dalam kehidupan keluarga – keluarga Kristen (orang beriman)? Bertolak dari bacaan ini saat ini kita senantiasa dimampukan, Sebab kita mengakui dengan sepenuhnya bahwa Firman Tuhan itu sebagai pelita dan terang untuk keluarga-keluarga Kristen (orang beriman) masa kini. Tuhan senantiasa memberkati.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BERPEGANG PADA FIRMAN TUHAN DI TENGAH KETIDAKPASTIAN"

Post a Comment