“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.” (Efesus 4:2).
Ayat di atas mengingatkan kita dalam hal saling membantu. Di mana tindakan saling membantu hanya mungkin jika kita memiliki kasih. Namun, tindakan kasih pun tidak datang begitu saja, tindakan kasih akan terjadi jika kita memiliki sikap yang rendah hati, lemah lembut dan sabar.
Bahwa di dalam kita mengasihi, tentulah pertama-tama yang harus kita ingat adalah bahwa kita melakukannya seperti untuk Tuhan. Dalam tindakan kasih yang murni, kita tidak akan mengharapkan balas jasa, atau balasan dari Tuhan atas kebaikan dan kasih yang telah kita perbuat, tetapi justru sebaliknya bahwa tindakan kasih sebagai wujud terima kasih kita kepada Tuhan.
Tuhan begitu menghargai segala usaha dan jerih payah yang kita lakukan untuk-Nya, meskipun mungkin usaha kita itu dianggap sepele oleh manusia (Kolose 3:23-24). Jika kita mengasihi dengan motivasi karena Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita, maka kita akan mengalami sukacita. Namun, jika kita melakukan tindakan atau perbuatan kasih demi mengharapkan balas jasa, perhatian atau komentar dari manusia, maka kita akan kecewa.
Hukum yang paling utama adalah mengasihi Tuhan dan sesama (Matius 22:37-40). Dalam menerapkan hukum kasih seringkali kita tidak sabar, bahkan mengalami kekesalan. Kondisi tersebut biasanya terjadi apabila yang kita kasihi “tidak tahu diri” atau “tidak tahu berterima kasih.” Padahal ketidak-sabaran dan kekesalan atau emosi bisa melenyapkan kasih yang murni sebagaimana Tuhan kehendaki. Oleh sebab itu, dalam nasihatnya Paulus mengingatkan agar kita tetap sabar.
Tentu, kita setuju bahwa untuk tetap bersabar tidaklah mudah manakala kita berada dalam tekanan yang luar biasa. Kemampuan manusia yang terbatas sering tidak lagi bisa diandalkan dalam situasi berat. Namun ingatlah, bahwa kesabaran adalah salah satu dari buah roh. “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Galatia 5:22-23).
Roh Kuduslah yang memampukan kita untuk dapat mengontrol diri, menguasai dan mengendalikan emosi, tetap mengasihi dalam kondisi apa pun, tetap berada dalam sukacita, sehingga kita mampu bersabar dalam situasi berat sekali pun.
Pesan Paulus kepada jemaat Efesus sangat jelas, “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.” Begitu besarnya tantangan yang dihadapi oleh jemaat di Efesus terhadap sekelilingnya, seperti juga mungkin besarnya tantangan yang kita hadapi setiap hari dari sekeliling kita, maka pesan Paulus pun relevan bagi kita.
Untuk itu kita "Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu."
Rating: 4.5
0 Response to "Mana Kasihmu??"
Post a Comment