Seorang Nelayan dan Seorang Cendekiawan

Pada suatu hari seorang cendekiawan yang menumpang perahu seorang nelayan untuk menyebrangi danau. Disana terjadi perbincangan yang sangat seru antara nelayan dan cendekiawan. Seorang cedekiawan bertanya: 
Cendikiawan: "Sobat, pernahkah anda mempelajari Matematika ?"
Tukang Perahu: "Tidak"
Cendikiawan: "Sayang sekali, berarti Anda telah kehilangan lagi seperempat dari kehidupan Anda. Atau barangkali Anda pernah mempelajari ilmu Filsafat ?"
Tukang Perahu: "Itu juga tidak"
Cendikiawan: "Dua kali sayang, berarti Anda telah kehilangan lagi seperempat dari kehidupan Anda. Bagaimana dengan sejarah ?"
Tukang Perahu: "Juga tidak"
Cendikiawan: "Artinya, seperempat lagi kehidupan Anda hilang"

Tiba-tiba angin bertiup kencang dan terjadi badai. Danau yang tadinya tenang menjadi bergelombang, perahu yang ditumpangi merekapun oleng. Cendikiawan itu pucat ketakutan. Dengan tenang tukang perahu itu bertanya:
Tukang Perahu: "Apakah Anda pernah belajar berenang?"
Cendikiawan: "Tidak"
Tukang Perahu: "Sayang sekali, berarti Anda akan kehilangan seluruh kehidupan Anda"

Sebuah gambaran yang sangat menarik yang sering kita lihat disekeliling kita di mana tentang kesombongan dan makna/ pesan yang terdapat dalam cerita ini untuk bahan perenungan dalam hidup kita yaitu:
  1.  Setinggi apapun pendidikan kita, kita tidak mungkin menguasai semua ilmu, apalagi ketrampilan
  2. Kita tetap membutuhkan orang lain, tidak peduli seberapa rendah pendidikan orang itu.
  3. Dan sudah sangat jelas sekali yang tertulis dalam Matius 23:12 "Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan".  Amin Tuhan Memberkati                         Rating: 4.5

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

  • Pulanglah Minta MaaflahKetika saya berbicang- bincang dengan teman kampus ada salah seorang teman yang bercerita tentang orang yang sudah meninggal tetapi hidup la… Read More...
  • PL vs PBBaca: 2 Korintus 3:7-11 Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memim… Read More...
  • Pernikahan Dan KeluargaPammy, kami empat tahun, telah menawarkan diri untuk mencuci piring makan malam. Dia melakukan tugas mudahnya, baiklah, di wastafel mengepu… Read More...
  • Semailah Benih Cinta Kasih!Bacaan  :    Matius 2 : 16 – 18  & Lukas 1 : 39 – 45Cinta kasih sangat bertolak belakang dengan kekejaman. Sikap kej… Read More...
  • Keluarga Tumbuh Bareng (Ketumbar)Bacaan : Pengkotbah 4 : 9 – 12 & Kolose 3 : 12 – 17 Ada peribahasa berbunyi, ”Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Contoh kasusn… Read More...

0 Response to "Seorang Nelayan dan Seorang Cendekiawan"

Post a Comment