Cendikiawan: "Sobat, pernahkah anda mempelajari Matematika ?"
Tukang Perahu: "Tidak"
Cendikiawan: "Sayang sekali, berarti Anda telah kehilangan lagi seperempat dari kehidupan Anda. Atau barangkali Anda pernah mempelajari ilmu Filsafat ?"
Tukang Perahu: "Itu juga tidak"
Cendikiawan: "Dua kali sayang, berarti Anda telah kehilangan lagi seperempat dari kehidupan Anda. Bagaimana dengan sejarah ?"
Tukang Perahu: "Juga tidak"
Cendikiawan: "Artinya, seperempat lagi kehidupan Anda hilang"
Tiba-tiba angin bertiup kencang dan terjadi badai. Danau yang tadinya tenang menjadi bergelombang, perahu yang ditumpangi merekapun oleng. Cendikiawan itu pucat ketakutan. Dengan tenang tukang perahu itu bertanya:
Tukang Perahu: "Apakah Anda pernah belajar berenang?"
Cendikiawan: "Tidak"
Tukang Perahu: "Sayang sekali, berarti Anda akan kehilangan seluruh kehidupan Anda"
Sebuah gambaran yang sangat menarik yang sering kita lihat disekeliling kita di mana tentang kesombongan dan makna/ pesan yang terdapat dalam cerita ini untuk bahan perenungan dalam hidup kita yaitu:
- Setinggi apapun pendidikan kita, kita tidak mungkin menguasai semua ilmu, apalagi ketrampilan
- Kita tetap membutuhkan orang lain, tidak peduli seberapa rendah pendidikan orang itu.
- Dan sudah sangat jelas sekali yang tertulis dalam Matius 23:12 "Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan". Amin Tuhan Memberkati Rating: 4.5
0 Response to "Seorang Nelayan dan Seorang Cendekiawan"
Post a Comment