Mengenal Anak Dan Kebutuhannya

Mengajar anak di Sekolah Minggu memang merupakan suatu tugas dan tanggung jawab yang besar, khususnya bagi guru Sekolah Minggu. Tidak cukup guru memiliki pengetahuan yang baik tentang Firman Tuhan, guru juga harus “mengenal” keadaan dan kebutuhan murid- muridnya. Pelajaran yang disampaikan setiap minggu pada anak-anak tidak akan banyak gunanya bila kita sebagai guru tidak mampu mengkaitkan/ menghubungkan Firman Tuhan dengan kehidupan dan pergumulan hidup anak-anak.
 
Sebagai contoh, Tulus (nama anak) sudah mengalami lahir baru, namun dia belum dapat menghilangkan kebiasaan berkelahinya. Apabila kita hanya mengajar mengenai lahir baru saja tanpa mengajarkan bagaimana melepaskan diri dari kebiasaan buruk si anak, yaitu berkelahi, maka hal ini berarti pengajaran kita kurang sesuai dengan pergumulan/ kebutuhan hidupnya.

Sasaran/tujuan dalam mengajar Sekolah Minggu adalah membawa murid-murid yang masih muda ini kepada Tuhan agar mereka menemukan hidup baru di dalam Yesus serta dapat bertumbuh secara rohani sesuai dengan kebenaran Alkitab. Untuk itu, selain pengetahuan tentang Firman Tuhan, sebagai guru Sekolah Minggu kita juga harus benar-benar mengenal murid-murid kita dan mengerti akan pergumulan/kebutuhan hidupnya agar pengajaran yang kita berikan dapat menjawab kebutuhan mereka masing-masing.

A. SIAPAKAH MURID-MURID ANDA?

Yang menjadi murid-murid di Sekolah Minggu adalah anak-anak yang masih dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan, yang (biasanya) kita bagi dalam kelompok umur seperti berikut ini:

1. Anak Asuhan/Batita : 2 - 3 tahun
2. Anak Balita/Indria : 4 - 5 tahun
3. Anak Pratama/Kecil : 6 - 8 tahun
4. Anak Madya/Tengah : 9 – 11 tahun
5. Anak Pra-remaja/Besar: 12 – 14 tahun

Selain memiliki karakter umum sesuai dengan kelompok umur masing-masing, murid-murid anda juga merupakan pribadi-pribadi yang unik, yang berbeda antar anak yang satu dengan anak yang lainnya. Keunikan setiap pribadi ini dipengaruhi oleh seluruh aspek kehidupan anak yang meliputi aspek fisik, mental, sosial, dan rohani, serta dipengaruhi oleh lingkungan yang membentuk mereka, baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keunikan tiap murid ini menimbulkan adanya perbedaan kebutuhan bagi masing-masing mereka, dimana setiap anak memerlukan pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhannya itu.

Misalnya, anda mengajar di sebuah kelas pratama (6-8 tahun). Dapatkah anda bayangkan, bahwa mungkin anda akan mendapati seorang anak yang suka berkelahi, sementara itu ada anak yang suka bersungut-sungut, ada yang malas menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya, atau bahkan ada anak yang memiliki ketakutan jika ditinggalkan orang tuanya. Jadi, walau mereka berada dalam kelompok umur yang sama, namun setiap anak bisa saja memiliki sifat dan latar belakang yang berbeda, yang menjadi penyebab timbulnya perbedaan pula dalam kebutuhan dan pergumulan hidup mereka.

Supaya dapat lebih memahami kebutuhan dan keperluan murid-murid, ada baiknya seorang guru Sekolah Minggu memperlengkapi diri dengan membuat catatan khusus mengenai kondisi dan kebutuhan murid-muridnya.

Di bawah ini ada beberapa langkah sederhana yang dapat anda lakukan untuk dapat semakin “mengenal” murid-murid anda:

1. Mengadakan kunjungan ke rumah murid
2. Bercakap-cakap secara pribadi sebelum atau sesudah pelajaran selesai.
3. Memperhatikan murid ketika dia sedang mengadakan kegiatan bersama murid lain, misalnya amatilah bagaimana ia berinteraksi, bagaimana ia bersikap, bagaimana ia berbicara, dll.
4. Meminta setiap murid untuk bercerita mengenai keluarganya, hobinya dan kegiatan-kegiatan yang disukainya.
5. Membuat buku catatan data anak (alamat dan tgl. ulang tahun) dan juga hasil pengamatan kita terhadap anak tsb.
6. Mencatat kehadiran anak setiap minggu, mengunjungi anak-anak yang sering absen atau sakit, serta mendoakan mereka yang berhalangan hadir.

B. TELADAN TUHAN YESUS
Tuhan Yesus semasa hidup-Nya telah memberikan teladan bagi kita tentang bagaimana mengajar sesuai dengan kondisi dan pergumulan hidup masing-masing orang yang diajar-Nya. Mis., dengan Nikodemus (seorang Farisi), maka Tuhan Yesus memberi contoh dari Perjanjian Lama (karena Perjanjian Lama inilah yang dipelajari oleh Nikodemus siang dan malam). Namun dengan perempuan Samaria, yang sederhana, Tuhan Yesus memberi contoh tentang air minum dan air hidup (contoh sederhana yang berkaitan dengan pengalaman hidupnya sehari-hari), supaya perempuan Samaria itu bisa mengerti ajaran-Nya.

Sebagai guru Sekolah Minggu, kita sebaiknya juga mengajar seperti Tuhan Yesus, yaitu merancang sedemikian rupa sehingga pengajaran yang kita sampaikan adalah sesuai dengan keadaan/kondisi murid serta mampu menjawab kebutuhan hidupnya.

C. KEBUTUHAN MURID-MURID ANDA
Anak-anak boleh berbeda dalam umur, dalam kedudukan sosial, dalam daya pikir maupun dalam cara mengemukakan pikirannya. Tetapi, status rohani anak manapun adalah sama, yaitu orang berdosa yang membutuhkan Juruselamat. Hal ini akan lebih jelas apabila kita menelaah Roma 5 dan Efesus 2.

Dalam Matius 18 juga dijelaskan keadaan dan akibat dosa, hal ini berlaku tidak hanya bagi orang dewasa, anak-anak pun juga termasuk di dalamnya. Dosa anak tidak boleh dianggap sebagai kenakalan biasa, yang tidak perlu disesalkan, sehingga akhirnya kita sebagai orang dewasa cenderung menganggapnya sebagai suatu hal yang “wajar”.

Di dalam Alkitab, kita dapat melihat bahwa Tuhan Yesus mengajarkan banyak hal mengenai anak-anak dan berbagai potensi yang dapat berkembang dalam diri anak. Hal ini dapat kita lihat dalam:

1. Matius 18:10 – mereka berharga (tinggi nilainya)
2. Matius 18:11 – mereka hilang
3. Matius 18:12 – mereka sesat
4. Matius 18:14 – mereka dapat hilang
5. Matius 18:6 – mereka dapat disesatkan
6. Matius 18:6 – mereka dapat percaya kepada Yesus

Di dalam sebuah kelas Sekolah Minggu, memang ada 2 kemungkinan mengenai kondisi rohani anak, yaitu:

1. Ia telah dilahirkan kembali/telah menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya secara pribadi.
2. Ia belum dilahirkan kembali, dan ini berarti anak tersebut belum menjadi anak Allah.

Keadaaan di atas bisa terjadi pada anak mana pun; baik yang terdidik dengan baik atau yang kurang diperhatikan oleh orang tua; baik anak yang status sosial ekonominya yang baik maupun yang kurang baik. Keselamatan seseorang tidak bisa dinilai dari “penampakan” luar seorang anak. Seringkali, kita mencoba menilai keadaan lahiriahnya saja, sehingga kita hanya mencari tanda atau bukti luarnya saja.

Dalam diri anak kadang kita sulit menemukannya karena mereka nampaknya polos dan tidak berdosa. Tapi Tuhan melihat “sampai ke dalam hati/batin”, seperti yang dikatakannya dari Markus 7:21, ” … dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan …”. Inilah gambaran yang diberikan Tuhan mengenai hati manusia.

Yang nyata ialah, bahwa anak itu mempunyai hati yang berdosa, dan akan mengikuti jalan dosa, sampai Kasih karunia Allah bekerja dalam hatinya. Itu sebabnya semua anak memerlukan Injil anugerah (Kasih karunia) Allah. Mereka perlu diberitahukan tentang pengampunan dosa, karena Tuhan Yesus bersedia menanggung salib ganti mereka; tentang kuasa Tuhan yang dapat mengubah/memperbaharui hidup mereka; dan tentang kuasa Tuhan Yesus yang memberi kemenangan atas Iblis.

Di sisi yang lain, janganlah kita menganggap remeh keberadaan rohani seorang anak. Mereka dapat bertumbuh secara rohani! Meskipun kelihatannya mereka sangat terbatas daya tangkap dan pemahamannya mengenai Firman Tuhan, namun pengetahuan dan pengalaman anak tentang Kristus dapat bertumbuh secara luar biasa.

Alkitab mencatat tentang pertumbuhan Yesus dalam Lukas 2:40, 52 “Yesus bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padaNya.” Dan tentang Yohanes pembabtis Alkitab menulis, “Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya” (Lukas 1:80).

Perkembangan rohani dalam kasih karunia Allah adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap anak yang kita bimbing kepada Tuhan Yesus. Dan inilah yang menjadi tugas utama kita sebagai guru Sekolah Minggu.

Selamat melayani!
Bahan ini dirangkum dari:
1. Judul buku : Mengajar untuk mengubah kehidupan
Penulis : Lelia Lewis
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup
Halaman : 14-17
2. Judul buku : Penuntun Sekolah Minggu (Sunday School Teaching)
Penulis : J. Reginald Hill
Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF
Halaman : 18-22

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengenal Anak Dan Kebutuhannya"

Post a Comment