Kebangkitan Kristus memberi Pengharapan ( I Petrus l:3-9)

Kata kausalitas dipakai untuk menunjukjika sebuah peristiwa tidak berdiri scndiri tetapi ada kaitannya dengan peristiwa lain sebagai penyebabnya atau kausalitas di digunakan untuk menjelaskan adanya sebab akibat dalam sebuah rangkaianperistiwa. Dalam hal ini,pemahaman umumyang ada adalah ketika sesorang berlaku tidak baik atau buruk atau jahat atau berlaku dosa dan sejenisnya" maka akan menuai akibat yang tidak baik juga bisa berupa kesengsaraan, penderitaan, keprihatinan, musibah, malapetaka dan sebangsanya. Sebaliknya perbuatan yang baik akan membuahkan hal yang baik. Singkatnya yang ada dalam pemahaman umum adalah perilaku yang tidak baik pasti akan berakibat yang tidak baik dan perbuatan baik akan menghasilkan dampak yang baik pula. Dampak dari pola pikir yang seperti ini maka orang akan meneliti sejarah kehidupan sesamanya {Jawa; metani] yang sedang merasakan penderitaan- Padahal ada beberapa penyebab orang menderita diantaranya; Penderitaan disebabkan oleh diri sendiri contoh; mengkonsumsi narkoba, menggunakan alat suntik secara bergantian, tidak setia dengan pasangan, menjalani pola pergaulan bebas, akibatnya menderita dengan mengidap HIV/AIDS. Penderitaan karena kekuatan alam contoh; gempa, gunung meletus, puting beliung atau badai, dll. Penderitaan akibat tindakan orang lain seperti; difitnah, ditolak, disingkirkan, tidak diberi hak dan kesempatan yang sama seperti yang lain, dll.
Surat I Petrus dikirimkan kepada jemaat pendatang yang ada di Pontus, Galatia Kapadokia Asia Kecil, Betania. Sebagai pendatang mereka mendapat perlakuan yang berbeda. Mereka scring difitnah dan mendapatkan aniaya. Atas realita hidup yang berat yang dialami oleh para pendatang-pendatang itu penulis surat Petrus secara khusus dalam perikop yang menjadi perenungan kita saat ini, mengajak memaknai dan menyikapi penderitaannya dengan cara yang beda. Dua hal yang ditekankan oleh penulis surat Petrus kepada para pembacanya. Yang pertama ketika penderitaan itu sangat berat dan mengakibatkan hilangnya pengharapan, mereka diajak untuk tidak hanya merasakan penderitaan.
Tetapi harus kembali memahami secara benar makna karya Kristus secara khusus peristiwa kebangkitanNya dari antara orang mati. Kebangkitan Kristus adatah pondasi kehidupan. Bukan hanya untuk hidup di dunia ini, tetapi untuk kehidupan setelah meninggalkan dunia. Hidup yang selalu mengharapkan beroleh hidup abadi karena kebangkitan Kristus adalah bentuk kehidupan baru. Hidup baru adalah menjalani hidup dengan selalu memiliki pengharapan tentang hidup kekal bersama Kristus. Pengharapan dalam iman Kristen, bukan hanya ada dalam angan-angan tetapi diwujudkan. Dengan demikian pengharapan itu ada bentuk rielnya, bentuknyaa dalah hidup benar serta terus setia menanti kehadiran Kristus dan menumbuhkan sukacita sekalipun mengalami himpitan dan godaan. Yang kedua; Penderitaan berat yang dialami jemaat oleh penulis surat petus ditempatkan sebagai batu uji iman. Sehingga penderitaan tidak hanya dirasakan. Sebagai hal yang serba tidak mengenakkan dan tidak menyenangkan. Tetapi karena meniadi pengikut Kristus harus dimaknai dan ditempatkan sebagai sarana penempa iman. Melalui penderitaan yang dialami seseorang akan melihat dan merasakan seberapa dalam, mengakar, teguh, tangguh, tahan, tulus, murni, menjalani hidup sebagai pengikut Kristus. Jaman terus berganti daya dari penderitaan karena menjadi pengikut Kristuspun dating silih berganti tetap idaya dari kebangkitan Kristus tidak pemah berubah. Dan itulah sumber pengharapan kita untuk menerima warisan yang tidak pernah lekang dimakan jaman, yaitu kehidupan kekal bersana Kristus didalam kemuliaanNya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kebangkitan Kristus memberi Pengharapan ( I Petrus l:3-9)"

Post a Comment