Apa yang bisa dipelajari dari seorang bendahara yang tidakjujur? Tentu bukan ketidakjujurannya!
Bukan pula sekadar menyarankan supaya seseorang tidak berbuat tidakjujur seperti bendahara itu. Namun dari cerita yang panjang ini, satu hal yang menarik dan bisa menjadi perhatian adalah mengenai persiapan. Si bendahara tahu bahwa ia akan dipecat, ia mempersiapkan diri supaya tetap bisa hidup setelah tidak bermata pencaharian. Dia pun mempersiapkan diri dengan berbuat baik kepada orang lain, supaya orang itu berhutang budi dan akan menolongnya. Tentu kita juga tidak akan meniru cara si bendahara yang menghalalkan segala cara demi persiapan keselamatan hidupnya.
Namun tidak bisa kita pungkiri bahwa segala sesuatu dalam perjalanan hidup manusia membutuhkan persiapan. Bahkan untuk hal-hal kecil pun perlu dipersiapkan. Mau mandi? Perlu mempersiapkan handuk, sabun, dan perlengkapan mandi lainnya. Mau makan? Tentu perlu mempersiapkan peralatan makan dan makanannya. Apalagi jika sudah berkaitan dengan hal-hal yang besar. Hendak menikah?
Diadakan katekisasi pemikahan dan dibentuk panitia pernikahan. Demikian pula saat gereja hendak berulang tahun atau memanggil pendeta. Ada panitia yang dibentuk. Semua persiapan itu dibutuhkan supaya ketika peristiwa yang sesungguhnya terj adi, bisa berjalan lancar.
Tidak hanya dalam hidup sehari-hari yang langsung kita rasakan akibatnya, dalam kehidupan imanpun membutuhkan persiapan. Bisa jadi kehidupan beriman tidak langsung terasa akibatnya sebab relasi dengan Tuhan tidak kasat mata seperti saat kita berelasi dengan sesama. Namun setiap
keputusan untuk mengikut Yesus perlu dipersiapkan dengan sungguh-sungguh supaya kita bisa mengaku percaya dalam kondisi siap. Itulah sebabnya selalu diselenggarakan katekisasi bagi orang yang hendak sidi dan baptis dewasa.
Kita tidak pemah bisa tahu hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kita hanya bisa merencanakan dan mempersiapkan. Oleh karena itulah persiapan menjadi sangat penting. Jika kita selalu menghargai dan melakukan persiapan dengan sungguh-sungguh, kita akan merasakan manfaatnya. Jika kita mulai dengan setia mempersiapkan hal-hal kecil yang terkesan remeh dalam
hidup sehari-hari, kita akan menemui kelancaran saat merencanakan sesuatu yang besar. Dan jika kita telah terbiasa mempersiapkan diri dalam hal-hal keseharian, kita akan mampu mempersiapkan diri sampai saat Tuhan memanggil kita kembali.
0 Response to "Renungan Harian "Persiapkanlah Diri (Lukas 16: 1-10)""
Post a Comment