"..........Mohon dukungannya dalam doa.........." mari sejenak kita renungkan kalimat di depan. Ketika kita memohon dukungan dari orang lain, kita sedang berada dalam kondisi yang kuat atau sedang dalam keadaan tidak berdaya? Pastilah permohonan itu kita ungkapkan ketika kita merasa sedang tidak berdaya. Kalau bentuk dukungan yang kita harapkan adalah doa hal itu mengandung makna bahwa kita meyakini bila doa merupakan sarana imaniah yang memiliki daya bagi kehidupan kita. Inj il Yohanes 17 :20-26 merupakan bagian dari doa Tuhan Yesus kepada Bapa untuk murid-murid-Nya dan orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Hal yang bisa pelajari dari sana diantaranya adalah:
Yang pertama; ketika Tuhan Yesus mengungkapkan doa-Nya yang begitu panjang, dengan kalimat
yang sarat maknanya. Sesungguhnya Tuhan Yesus sedang berada dalam pergumulan yang sangat berat. Pergumulan itu berkenaan dengan segera tiba waktu dimana Tuhan Yesus dimuliakan melalui peristiwa salib. Yohanes menghayati salib adalah kemuliaan, baik itu kemuliaan bagiYesus demikian juga kemuliaan bagi Bapa. Pemahaman Yohanes yang demikian ini semestinya menjadi pemandu kita dalam menghayati penderitaan oleh karena kita beriman kepada Yesus. Penderitaan adalah jalan untuk menghadirkan kemulian bagi Yesus dan juga kemuliaan kita yang beriman kepada-Nya. Jadi mari kita hilangkan keluh-kesah kita bila Tuhan mengijinkan penderitaan itu haru,s kita tanggung karena kita beriman kepada Yesus Juru Selamat dunia ini.
Yang kedua; selain Yesus berdoa untuk diriNya sendiri, sebab akan segera tiba waktunya untuk menanggung penderitaan yang menghadirkan kemuliaan, yang murupakan paradoks dari salib. (Gereja memiliki dua model salib yaitu salib yang ada patung Yesus dan salib yang tanpa patung. Salib tanpa patung Yesus mengambil dasar theologi Yohanes yang menekankan kemuliaan. Sedang salib dengan patung Yesus memaliai dasartheologi Paulus yang banyak menyoroti dan menekankan penderitaan Yesus, sehingga Yesus masih berada pada salib). Tuhan Yesus juga berdoa untuk murid-murid serta orang-orang yang menjadi percaya kepadaNya karena pemberitaan para murid. Adapun inti tujuan dari doa Tuhan Yesus adalah supaya murid-murid tetap satu untuk selamanya seperti kesatuan Yesus dengan Bapa, supaya gereja tetap satu. Kesatuan yang dimaksud disini bukanlah kesatuan organisatoris dan kesatuan liturgis. Sehingga orang Kristen tidak harus mengorganisir semua Gereja dengan cara yang sama, tidak harus beribadah dengan cara yang sama, bahkan Gereja bisa memiliki dogma yang berbeda-beda. Doa visioner untuk Gereja supaya satu seperti Yesus dengan Bapa, adalah; kesatuan ilalam hubungan pribadi yang terwujud dengan kasih di dalam kepatuhan dan kesetiaan Kesatuan dalam kasih itulah yang didoakan oleh Tuhan Yesus. Yaitu kondisi hidup yang di dalamnya setiap orang saling mengasihi karena mereka mengasihi Yesus, kesatuan yang terjadi karena setiap pribadi berelasi dengan dasar hubungan hati dengan hati, bukan hanya dengan akal apalagi okol. Kesatuan Kristiani adalah kesatuan yang mampu menjembatani dan mengatasi segala perbedaan yang ada sebab kesatuan itu mengacu pada kesatua Yesus dengan Bapa oleh karena kasih. Kesatuan Gereja di sepanjang sejarah sering dikoyakkan oleh sikap manusia karena mengagungkan organisasi gerejanya, cara ibadahnya, pengakuan iman atau kredo-kredonya. Organisasi Gereja, model ibadah, kredo, semua penting untuk Geieja tetapi kasih dalam kesatuan jauh labih penting dari semua itu, dan itulah yang Tuhan Yesus doakan.
0 Response to "Semua Satu Karena Kasih ( Yohanes l7:20-26)"
Post a Comment