Seorang ibu anggota majelis pergi mengunjungi keluarganya di luar kota. Di sana ia jatuh sakit dan dirawat inap di rumah sakit. Beberapa orang warga jemaat di kota asalnya mendengar peristiwa itu. Mereka mengirim sms yang berisi harapan supaya ibu itu segera sembuh. Menerima sms-sms itu, ibu tadi merasa terharu sampai menitikkan air mata. Dia tidak menyangka kalau para warga peduli kepadanya.
Pengalaman seperti di atas mungkin pernah kita alami. Saat sedang berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan (sakit, patah hati, gagal dalam ujian, di-PHK, ditinggal meninggal anggotakeluarga, dll), ada orang yang'menyapa' dengan kepedulian yang tulus. Satu permohonan yang pemah diungkapkan seseorang yang sedang sakit adalah, "Aku hanya memohon supaya selalu ada orang di dekatku. Itu saja."
Kebutuhan akan hadirnya seseorang yang memberi kepedulian secara tulus adalah kebutuhan manusiawi setiap orang. Namun tidak semua orang yang diharapkan kepedulian, bisa memberikannya. Bisa jadi karena ia tidak mengbtahui peristiwa yang terjadi, tidak tahu cara memberikan kepedulian itu, atau memang tidak peka akan kebutuhan kepedulian itu.
Peristiwa Yesus menghidupkan pemuda di Nain bukan semata-mata cerita mengenai kesaktian Yesus yang bisa menghidupkan orang mati. Peristiwa ini dicatat oleh Lukas justru untuk menggambarkan besarnya kepedulian Yesus kepada orang lain. Yesus peduli kepada janda yang ditinggal mati anak laki- laki tunggalnya. Pada masa hidup Yesus, ketiadaan lelaki dalam keluarga bisa membawa pada kondisi tidak aman, baik secara materi maupun non-materi. Yesus peduli akan hal itu dan Ia mewujudkan kepedulian-Nya dengan cara membangkitkan anak muda itu. Kita dengan meneladan kepedulian Yesus kepada janda di Nain, kita pun bisa mengasah kepedulian kita. Kepedulian kita tidak akan membangkitkan orang mati seperti yang dilakukan oleh Yesus, tetapi bisa membangkitkan semangat hidup saudara-saudara kita.
0 Response to "Renungan Harian "Peduli Kepada Sesama, Seperti Yesus Peduli Kepada Manusia""
Post a Comment