JADILAH HAMBA YANG PATUH DAN RENDAH HATI (Lukas 17:7- 10)


Kepada para murid Tuhan Yesus mengajarkan agar para muridNya itu memiliki kepatuhan dan kerendahan hati  di dalam hidup dan tugas pekerjaannya. Ajaran itu disampaikan dengan memberikan contoh tentang hubungan antara tuan dan hamba.
          Di kalangan bangsa Israel dan bangsa-bangsa sekitarnya pada waktu itu,  seorang tuan begitu berkuasa atas hambanya. Seorang hamba apalagi kalau hamba itu adalah budak belian, hamba itu dianggap hanya seperti barang, yang dapat diperlakukan sehendak hati tuannya. Seorang hamaba harus menuruti apa yang diperintahkan tuannya. Seorang tuan dapat menghukum dengan hukuman yang keras dan kadangkala di luar batas peri kemuanusiaan apabila hamba itu melakukan kesalahan dan tidak menuruti perintah tuannya.
          Hal itu ditegaskan di dalam cerita tentang tuan dan hamba dalam ayat bacaan kita. Dikatakan bahwa kalau seorang mempunyai hamba, ketika hamba itu pulang dari membajak atau menggembalakan ternak tuannya, pada waktu itu tidak mungkin tuan itu berkata kepada hambanya: “Mari segera makan”  Sekalipun  tuannya sebenarnya mengetahu bahwa hamaba itu capai, lapar dan dahaga karena baru bekerja keras, sangatlah tidak mungkin tuannya itu mempersilahkan hamba itu makan. Apalagi lebih tidak mungkin lagi kalau tuannya itu sampai mau menyiapkan makanan dan minuman bagi hambanya, sekalipun hambanya itu sudah melakukan pekerjaan tuannya. Apabila itu terjadi itu dianggap tidak pada tempatnya, dianggap mengurangi kehormatan , kewibawaan dan harga diri tuannya, dianggap merendahkan derajat tuannya itu, sebab bukan tuannya yang harus melayani tetapi hamba itu.
           Tuhan Yesus mengatakan tentang apa yang biasa terjadi pada waktu itu yaitu bahwa tuan itu mesti harus dilayani oleh hambanya. Kapanpun, apapun dan bagaimanapun tidak ada alasan hamba untuk tidak melayani tuannya. Tuannya itu selalu minta untuk dilayani. Dalam ayat bacaan kita disebutkan bahwa tuan itu berkata: “Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai  makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum” Tuan itu minta dilayani dan didahulukan. Dan untuk semua yang telah dilakukan hamba itu, yaitu untuk pekerjaannya membajak atau menggembakan ternak tuannya, juga pekerjaannya, melayani makan dan minum tuannya, tuan tidak tidak pernah akan mengucapkan terimakasih kepada hamba itu. Apa yang dilakukan hamba itu dianggap sebagai sesuatu yang mau tidak mau harus dilakukan, suatu keharusan dan kewajiban seorang hamba, yang harus dilakukan dengan tingkat kepatuhan yang tinggi, kalau hamba itu tidak ingin menerima kemarahan dan hukuman dari tuannya.  
Contoh bagaiamana hubungan dalam cerita tuan dan hamba itu, di mana ada kepatuhan yang luar biasa dari hamba kepada tuannya itu dipakai oleh Tuhan Yesus untuk mengajar kepada para muridNya agar para murid mempunyai kepatuhan yang tinggi sebagai hamba dan umat Tuhan.
Para murid dan orang percaya adalah umat Tuhan yang seringkali juga disebut sebagai hamba Tuhan. Dulu hamba dosa ( Roma 6: 20-22 ) Para murid adalah hamba yang ikut dalam pekerjaan Tuhan ( I Korintus 3: 9 Aku iki pada abdine Allah  kang nderek ing pakaryane). Bagi para murid dan orang percaya, Tuhan memberikan perintah-perintah untuk dilakukan, Tuhan memberi tugas-tugas untuk dikerjakan. Tugas-tugas itu hendaknya dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan karena sudah dijadikan umat dan hambaNya. Dalam Roma 12: 1-2 disebut bahwa melakukan tugas pekerjaan pemberian Tuhan itu merupakan ibadah yang sejati. Untuk itu berbuat dan melakukan kehendak serta perintah Tuhan harus bukan untuk mencari pujian dan  ucapan  terimakasih, tetapi untuk hormat dan kemuliaan NamaNya ( Mateus 5: 16 )..
           Di samping agar para murid mempunyai kepatuhan, kepada para murid Tuhan Yesus juga mengajarkan agar para murid mempunyai sikap yang rendah hati. Tuhan Yesus bersabda agar apabila para murid sudah melakukan segala seuatu yang ditugaskan kepada mereka, segala sesuatu maksudnya semua tugas, justru para murid agar berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna. Kami hanya melakukan apa yang kami perbuat.

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "JADILAH HAMBA YANG PATUH DAN RENDAH HATI (Lukas 17:7- 10)"

  1. Kita dipanggil dan diberikan kepercayaan menjadi HambaNya berarti kita mutlak adalah milikNya untuk melaksanakan kehendakNya...jadilah hamba yang patuh n rendah hati...

    ReplyDelete
  2. Yup bener kita hrs menjadi hamba yang patuh dan rendah hati untuk melakasanakan tugas panggilan kita..GBU

    ReplyDelete