peristiwa itu ternyata sering terjadi yaitu pujian tanpa suara. Mazmur 104: 33 misalnya "Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada". Kesaksian pemazmur itu hendak menyatakan bahwa nuasa pujian haruslah bersuara.
Andaikan pujian dapat pula diartikan sebagai jalan memuliakan Tuhan, patut pula kita perhatikan amsal 3: 9: "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu". Artinya bahwa harta milik kita ternyata juga bisa kita jadikan jalan untuk memuliakan Tuhan. harta yang terbaik, teristimewa, dan benar- benar telah dipersiapkan. Bukan sisa- sisa dari kebutuhan, bukan pula dipersiapkan saat kebaktian berlangsung. selanjutnya Roma 12: 1 ""persembahkanlah tubuhnu..!"..dapat diartikan bahwa hasil pikiran dan perbuatan pun bisa menjadi persembahan kepada Tuhan. Ada orang kristen kerap mempersembahkan tenaga dan pikiran demi Tuhan, namun ada juga orang kristen yang menyerahkan hal itu kepada orang lain. Amin
0 Response to "Pujian Tanpa Suara"
Post a Comment