Berpegang Teguh Kepada Allah

Gemetarlah, hai bumi, di hadapan TUHAN, di hadapan Allah Yakub, yang mengubah gunung batu menjadi kolam air, dan batu yang keras menjadi mata air! (Masmur 114:7-8)

Orang muda sedang berpacaran. Katanya:

“Mari kita tidur  untuk membuktikan betapa besarnya cinta kita."

“Sabarlah, kekasihku. Nanti jika sudah tiba waktunya.”

“Apakah kamu tidak mencintaiku?”

“Sabar kekasihku. Karena aku sangat mencintaimu.”

Acap kali sesuatu yang seharusnya dipegang teguh dikurbankan karena didorong nafsu kedagingan. Karena alasan cinta, banyak orang melanggar hukum, tata krama dan norma. Karena alasan takut kehilangan segala sesuatu hal-hal yang benar ditinggalkan agar segera keinginannya terpenuhi. Karena alasan ingin segera memiliki kemampuan tertentu agar diakui dan dihargai orang lain orang menempuh jalan instan. Karena alasan ingin segera memperoleh kedudukan tertentu untuk gengsi dan dihormati, orang melakukan tindakan tidak terpuji. Karena alasan sudah tidak tahan menderita  dan ingin sesegera mungkin Tuhan menjawab doanya sehingga kehilangan rasa hormat pada Tuhan. Ia dianggap seperti asistennya. Semua ini perlu diwaspadai karena ada dalam kemanusiawian kita.


Kita mudah kehilangan kewaspadaan diri karena kurang teguh menghadapi kelihaian iblis yang membujuk dan merayu. Tetapi bagi siapapun yang teguh berpegang pada kekuatan Tuhan dan senantiasa merendahkan diri padaNya akan berhasil dan selamat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berpegang Teguh Kepada Allah"

Post a Comment