Mengecap Kebaikan Tuhan

Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan. (1 Petrus 2:2-3)
Seorang anak bertanya kepada ayahnya tentang Perjamuan Kudus.

“Yah, mengapa Ayah setiap kali makan secuwil roti dan anggur segelas kecil di
Gereja?”
“Untuk mengingatkan, Nak.”
“Mengingatkan tentang apa?”
“Kasih setia Tuhan kepada kita, Nak.”
“Apakah Ayah mudah lupa sehingga perlu diingatkan?”

Kasih setia Tuhan nyata dari peristiwa Yesus. Betapa repot dan sibuknya Tuhan menata kehidupan orang percaya. Seperti berat hati berpisah dengan mereka. “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”

Tetapi orang bisa lupa dengan berbagai macam alasan. Karena pekerjaan, pergumulan, beban hidup, kelemahan, kerepotan dan masih banyak lagi alasan yang memenuhi pikirannya. Termasuk dosa yang seringkali dijadikan alasan agar manusia tidak perlu berubah. Apalagi di jaman mordern ini Allah bukan sesuatu yang diutamakan dalam hidup ini.

Rasul Petrus menyatakan jika anak-anak Tuhan sudah mengecap betapa besarnya kasih Tuhan tentu tidak perlu diingatkan tetapi dimantabkan. Malah menjadi sebuah kerinduan dapat mempersekutukan diri dengan Tuhannya.
Sumber: Sadar

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengecap Kebaikan Tuhan"

Post a Comment