Bacaan : Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. (Matius 13:14).
Setiap kali mengajar, Yesus hampir selalu menggunakan perumpamaan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Yahudi ketika itu. Apalagi ketika mengajar tentang Kerajaan Surga, semua disampaikan dengan perumpaan. Barangkali muncul pertanyaan, mengapa Yesus harus mengajar dengan cara yang demikian? Mengapa tidak langsung saja? Terkadang malah mengajak orang banyak ketika itu, termasuk kita pembaca sekarang, berfikir keras.
Menariknya, bacaaan kita ditempatkan satu perikop dengan perumpaan seorang penabur yang disampaikan Yesus sebelumnya. Jika dilihat alurnya, melalui ayat 11 dari Matius kita bisa pahami bahwa hal ini berkaitan dengan para murid. Artinya, menjadi murid Yesus adalah seumpama tanah baik yang ketika ditaburi benih akan tumbuh dan menghasilkan buah. Menjadi tanah yang baik membutuhkan proses pengolahan tanah sedemikian rupa. Tidak terjadi begitu saja. Nampaknya proses itu yang telah dan sedang dialami oleh para murid sehingga mereka setidaknya bisa mengerti sebagian besar dari maksud perumpamaan yang Yesus sampaikan.
Sama seperti setiap perumpamaan yang Yesus sampaikan, makna terdalamnya harus digali sebagai proses layaknya kita menyiapkan tanah yang baik. Hal ini berlaku juga setiap kali kita memahami makna teks Alkitab. Tak jarang dalam membaca Alkitab, kita terperanjat kaget dengan apa yang tertulis sehingga menimbulkan sikap cenderung memilih teks Alkitab yang disukai saja. Teks yang bernada keras dan sulit dipahami cenderung kita hindari. Maka kita tak ubahnya seperti tanah di pinggir jalan, tanah berbatu maupun tanah yang penuh onak duri.
0 Response to "Berproses Menyiapkan Tanah Yang Baik"
Post a Comment