Bacaan : Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. (Wahyu 20:12).
Di Pulau Jawa, pernah berdiri Kerajaan Kahuripan. Yang berkuasa adalah Raja Airlangga, dengan gelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa. Yang menarik perhatian, Mpu Kanwa diperintahkan mengarang kitab Arjuna Wiwaha. Sebuah kitab yang digubah berdasarkan bagian Mahabarata. Isi kitab, kalau dicermati sebenarnya menceritakan Raja Airlangga sendiri dengan sandi cerita Arjuna yang menang melawan Raja raksasa Niwatakawaca. Keberadaan kitab Arjuna Wiwaha membuat nama Raja Airlangga kekal dikenang sampai sekarang. Apakah kita juga ingin nama kita kekal untuk dikenang?
Alangkah bahagianya kalau nama kita dicatat dalam Kitab Kehidupan, lengkap dengan semua riwayat saat menerima rahmat. Hal ini bisa kita Imani ketika menerima tanda anugerah yang kelihatan dari rahmat yang tidak nampak, yakni ketika kita menerima Sakramen Baptis Kudus. Dalam baptisan itu, kita dinamai dengan Nama Allah yang Mahasuci: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Semoga nama itu tetap lestari, tidak terhapus dari Kitab Kehidupan. Bagaimana caranya? Tidak lain hanya dengan cara kebaktian sejati bagi Allah yang Mahasuci.
0 Response to "Kitab Kehidupan"
Post a Comment