Bacaan : Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.(Matius 13:57b).
Saat ini sebagai orang Kristen, kita sudah faham dengan sosok penting dalam agama Kristen, Yesus Kristus. Dia kita terima sebagai Sang Juru Selamat, Sang Firman yang menjadi manusia, yang menjadi jembatan bagi kita untuk menghadap Allah sang pencipta langit dan bumi. Bahkan dalam diri Yesus Kristus, kita belajar mengenal dan dekat dengan Allah. Tidak ada keraguan sama sekali. Tetapi dalam bacaan Injil, sosok Yesus tidak mudah diterima begitu saja sebagai junjungan apalagi panutan, khususnya bagi orang-orang di daerah asalnya. Di kampung halamannya, Yesus begitu dikenal latar belakangnya, sehingga hal ini membuat orang-orang tidak mudah untuk menerima Yesus yang memberikan pengajaran-pengajaran, sekalipun pengajaran-Nya begitu menakjubkan bagi mereka. Apalagi kalo mengingat bagaimana Yesus dikandung oleh Maria, tidak mudah untuk menerima begitu saja bahwa kehamilan Yesus adalah dari Roh Kudus. Orang pasti dengan mudah menilai bahwa Yesus adalah anak haram. Kalau sudah demikian akan sulit untuk menerima pengajaran Yesus, sebaik apapun itu.
Pengalaman orang-orang yang menilai Yesus sedemikian rupa ini barangkali juga pernah kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita begitu sulit untuk menerima orang lain, apalagi kalau kita mengingat latarbelakang kehidupannya di masa lalu. Tetapi sadarkah kita, bahwa dengan menilai demikian dan memutlakannya, kita justru menutup kemungkinan (mukjizat) dalam benak kita bahwa orang lain bisa berubah, di samping kita menempatkan diri sendiri sebagai yang jauh lebih baik dari orang itu.
0 Response to "Menghargai Orang Lain"
Post a Comment