Bacaan : Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. (Mazmur 26:2).
Ketika membaca penjelasan perumpamaan yang Yesus sampaikan dalam Injil Matius, jika diminta memilih, tentu kita akan memilih menjadi tanah yang baik. Agar, setiap Firman Tuhan yang kita dengar dapat tumbuh dan berbuah. Persoalannya, ada hal mendasar yang membedakan tanah yang baik dengan media yang lain. Perbedaan yang menentukan tanah itu bisa ditanami dan membuahkan hasil atau tidak.
Perbedaan ini terletak pada pengolahannya. Tanah yang baik telah melalui proses pengolahan sedemikian rupa sehingga benih yang ditabur dapat ditanam, sedangkan tanah yang berbatu, berduri, atau yang di pinggir jalan tidak mengalami proses pengolahan semestinya. Dengan demikian kita bisa merenungkan bahwa benih Firman Tuhan akan bertumbuh dalam diri kita jika kita telah menyiapkan hati untuk ditanami dengan mengolahnya sedemikian rupa terlebih dahulu.
Pertanyaannya, proses mengolah seperti apa yang membuat kita siap untuk ditaburi atau ditanami benih Firman Tuhan? Kita bisa mencoba dengan menguji hati terlebih dahulu melalui beberapa pertanyaan. Siapkah aku diperbaharui oleh Firman Tuhan? Siapkah aku untuk meninggalkan kebiasaan lama tatkala Tuhan menghendaki untuk meninggalkannya melalui Firman-Nya? Siapkah aku menjadi manusia baru yang hidup seturut kehendak-Nya? Jika jawabannya �ya�, maka kita bisa berharap bahwa Firman yang kita terima akan tumbuh dan berbuah dalam kehidupan melalui perilaku kita. Jika jawabannya �tidak�, sekalipun Firman Tuhan mudah kita mengerti dan kita terima, tetapi Firman itu juga akan dengan mudah hilang karena persoalan dan penderitaan hidup. Pilihan ada pada kita.
0 Response to "Menjadi Tanah Yang Baik"
Post a Comment