Bacaan : Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu (Mazmur 90:17).
Ngundhuh wohing pakarti�. Kira-kira demikianlah ungkapan dalam bahasa Jawa yang menggambarkan apapun yang kita lakukan suatu saat akan menuai hasilnya. Persoalannya seringkali kita memahami hasil yang kita tuai dari perbuatan kita hanya akan dirasakan oleh kita sendiri sebagai konsekuensi. Padahal, sadar atau tidak, apapun perbuatan dan hasil yang kita dapat, juga akan dirasakan oleh orang lain, langsung maupun tidak langsung.
Bacaan Injil Matius nampaknya dapat kita lihat dari sisi ini juga. Biji sesawi dan ragi adalah contoh benda yang sederhana bahkan kecil saja. Tetapi, ketika masing-masing ditaburkan atau dicampurkan ke dalam adonan kue, keduanya dapat tumbuh dan memberi pengaruh kepada sekeliling. Biji sesawi ketika tumbuh bisa mencapai sebesar pohon, dan menjadi tempat berteduh bagi makhluk di sekelilingnya. Ragi ketika dicampurkan ke dalam adonan kue dapat membuat adonan menjadi khamir.
Dalam bacaan kita, perumpamaan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus berakibat positif bagi makhluk sekeliling. Selain itu, perumpamaan ini juga menunjukkan tidak selalu memerlukan hal yang besar dan luar biasa untuk bisa memengaruhi sekeliling. Jika apapun yang kita lakukan, baik positif maupun negatif akan berpengaruh kepada diri sendiri maupun orang lain, sekecil apapun itu, pertanyaan yang kemudian muncul adalah, kira-kira kita akan senantiasa mengupayakan perilaku macam apa? Yang baik atau yang tidak baik? Kiranya senantiasa berupaya berperilaku baik.
0 Response to "Memberi Pengaruh Baik"
Post a Comment