Bangkit untuk Menjadi Berkat


Di dalam kitab Habakuk 2:14, dikatakan bahwa “Bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN”. Tetapi yang kita dapati hari-hari ini, bumi kita dipenuhi dengan pengetahuan tentang si jahat, kuasa gelap, dan segala praktik-praktik ilmunya. Kita menemukan bagaimana pengaruh kuasa gelap hampir melingkupi di segala area dan bidang.
Seorang ahli ekonomi di negara kita memberikan analisa tentang kondisi yang cukup kritis dan memprihatinkan yang kita hadapi saat ini, namun merupakan mujizat dari Tuhan sajalah kita dapat melakukan tugas dan kewajiban kita masing-masing. Kita percaya bahwa masih adanya umat Tuhan yang berdoa siang dan malam bagi kesejahteraan bangsa ini (Yeremia 29:7).
Tetapi, kita tidak boleh berhenti dalam taraf hanya berdoa saja, dan tidak cukup hanya sekadar menjadi seorang yang “cukup rohani”. Kita juga harus mulai bangkit untuk mengambil sikap dan tanggung jawab, serta memberikan pengaruh yang baik dan positif. Tuhan juga dapat memakai dan mengurapi orang-orang yang bekerja di market-place, agar mereka dapat menjadi berkat bagi orang-orang yang berada di lingkungan sekitar mereka (Keluaran 31:3).

Pada suatu hari, ada seorang pengusaha yang mengadakan gerakan doa “Adopt Your Street”, bagi gerejanya di New Jersey. Di kota itu terkenal akan adanya pembunuhan di setiap satu jamnya. Jemaat didorong untuk mulai berdoa dan mengucapkan kata-kata berkat di setiap jalan yang mereka lalui. Dalam beberapa tahun kemudian Tuhan menjamah dan mengadakan perubahan bagi kota itu. Tingkat kriminalitas menurun drastis. Hal tersebut dimulai dari seorang pengusaha yang menyediakan hatinya untuk mau dituntun oleh Allah dan menjadi berkat bagi lingkungan di sekitarnya.
Kita membutuhkan hikmat dari Tuhan, agar kita dapat menjadi berkat yang nyata bagi lingkungan di sekitar kita. Dan, hikmat itu kita dapatkan ketika kita berjalan dalam takut akan Tuhan (Amsal 1:7; 2:6). Dalam kitab I Raja-raja pasal 3, kita dapat belajar dari Raja Salomo yang meminta hikmat kepada Tuhan, dan Tuhan pun menjawabnya (ayat 5-14). Dari ayat sebelumnya, Raja Salomo mempersembahkan korban terbesar, dan ini yang menyenangkan hati Tuhan (ayat 3).
Melalui ayat di atas, kita belajar bahwa Tuhan dapat memakai hidup kita, ketika kita mau “berkorban” dengan menyerahkan hak-hak kita kepada Tuhan, melakukan kehendak Allah, dan menyenangkan hati-Nya. Saat Raja Salomo menghadapi kasus dua ibu yang memperebutkan seorang bayi (I Raja-raja 3:16-28), kita dapat belajar tentang prinsip menyerahkan dan melepaskan semua hak-hak dan kepemilikan kita pada Tuhan (ayat 26-27).
Perlu untuk terus diiingat bahwa segala sesuatu yang ada saat ini bukanlah milik kita, namun hanyalah titipan dari Tuhan semata. Prinsip ini juga yang membuat Abram memiliki kebesaran hati (dan juga kebesaran hati Tuhan), ketika para gembala Abram dan para gembala Lot (keponakan Abram) terjadi perkelahian (Kejadian 13:5-9). Abram berani untuk melepaskan haknya dalam memilih lahan baginya, dan hal ini mendatangkan berkat Tuhan di dalam kehidupan Abram (Kejadian 13:14-17).
Marilah setiap dari kita mulai bangkit mengambil tanggung jawab untuk mendatangkan kerajaan-Nya di bumi ini, khususnya di negara kita Indonesia, dengan menjadi berkat yang nyata bagi lingkungan sekitar kita (Lukas 11:2). Ingatlah bahwa Roh yang diam di dalam kita, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia ini (1 Yohanes 4:4). Ketika terang Kristus datang, maka kegelapan akan pergi. Amin. Tuhan Yesus memberkati setiap kita.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bangkit untuk Menjadi Berkat"

Post a Comment