Cerita hari ini adalah pengalaman saya yang menyesatkan pikiran dan hati saya. Benar-benar hidup dalam ketidak tenangan bahkan penuh rasa was-was. Keadaan ini datang ketika saya mulai menjadi selfish. Yups..pada tahap ini saya benar-benar frustasi dengan apa yang saya lakukan terhadap kehidupan saya sendiri. Ada yang salah tentunya dalam hal ini. Entah apa itu, tapi cara pikir saya benar – benar tidak benar lagi. Dalam situasi yang saya alami adalah saya tidak perduli pada apa yang ada disekitar saya. Teman-teman saya atau orang lain yang ada disekitar saya. Di awal saya merasa semua itu baik bahkan tampak sempurna dan menyenangkan. Tapi lama-lama saya merasa mereka seperti duri dalam kehidupan saya, tragis bukan??….
Disini yang menjadi duri sebenarnya bukanlah mereka, tapi perasaan kita sendiri. Perasaan kita yang mulai bosan, merasa dirugikan, atau terganggu. Mereka bahkan tidak tahu apa-apa dengan apa yang kita alami. Maka kita mulai merasa tertutup, mudah emosi atau tidak lagi menaruh rasa perduli. Inilah sikap yang salah itu. Sikap yang saya sadari, Disini kita belajar menjadi lebih dewasa dalam berfikir. Lebih dewasa dalam bertindak dan mengambil sikap serta keputusan. Apa adanya kita, janganlah di sembunyi-sembunyikan. Jangan dipendam-pendam. Inilah masalah yang di sebut “dua hati”. Artinya lain di muka lain di hati. Jika kita mengalami hal ini, ada dua kemungkinan. Kita yang mendapat masalah pada diri kita sendiri seperti stres karna berfikir terlalu jauh atau merugikan orang lain. Baik itu bisa terungkap dari sikap kita atau ucapan kita.
Kemudian di akhir kata jika kita tidak merubah diri tentu saja penyesalan yang tinggal. Anda tentu tidak tega melihat orang lain menderita karena Anda atau Anda menderita karena sikap orang lain terhadap Anda. Sebenarnya yang harus sadar adalah diri kita sendiri. Tidakkah baik jika kita menolong orang lain. Walau kita sendiri menjadi rugi. Saya sendiri kadang merasa frustasi menolong orang. Karena saya sendiri saja sudah dalam kedaan sekarat. Bahkan orang yang saya tolong pasti keadaannya lebih baik dan lebih baik lagi dari saya. Apa saya salah?..apakah tindakan saya tidak normal. Apa saya harus marah?..Sebenarnya saya di jepit oleh pemikiran saya sendiri. Saya bahkan melupakan Tuhan dalam kasus ini atau saya ingat tapi tidak untuk menyadarkan saya tapi untuk mengeluh saja dan berkata kapan semua ini berakhir.
Pola pikir kita, cara kita menentukan dan menilai sikap kita sendiri lah yang perlu di benahi. Jika kita melihat dari apa yang telah terjadi terhadap Tuhan Yesus, ketika Ia disalib demi kita yang suka bersenang-senang ini. Kita tidak menyadari sikap kita sampai ke arah itu. Bukankah Tuhan mengajarkan kita akan ketegaranNya dalam menolong orang lain. Bahkan nyawaNya pun Ia beri??…saat ini kita malah memikirkan diri sendiri dan bertanya kapan semua ini berakhir. Ironis memang, mendekatlah kepada Tuhan, semakin dekat maka kita akan merasa semakin nyaman. Jika kita mendekat dan lebih dekat dengan manusia, maka ada saatnya kita tidak bisa siap menghadapi suatu masalah dan tidak ada yang bisa kita lihat dari manusia itu sebagai teladan maka kita akan semakin depresi. Karna tidak ada manusia yang sempurna. Pergilah menuju kesempurnaan kepada yang mempunyai kesempurnaan agar kita menjadi sempurna..bahkan disempurnakan oleh kasihNya.
Jadi disini, masalahnya hanyalah hati kita saja. Damaikan hati dan pemikiran, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jika kita memiliki sikap “dua hati” cepat-cepatlah sadar dan berfikir lebih jauh. Sebelum masalah datang dalam pikiran anda. Dan tentu saja sikap. Sikap apa yang sebaiknya kita ambil, sikap yang bagaimana yang benar-benar sesuai. Apakah memendam semuanya dalam hati atau langsung mengatakannya atau bertindak?..Tidak kedua sikap itu benar!….jangan memendam kesalahan orang lain bahkan memendam masalah. Itu akan terasa sangat menyakitkan. Kita tidak akan pernah berhenti untuk memikirkannya dan akhirnya kita sendiri frustasi akan hal itu. Refresh pemikiran kita bahwa semua itu bukanlah sebuah masalah.
Kemudian, langsung mengatakannya atau bertindak…sikap ini sering kali terjadi jika kita sudah merasa tidak perduli lagi, beban pikiran kita terlalu berat. Akibatnya ada yang menderita, terluka, tersinggung atau sedih dan balik membenci, memarahi, bahkan bertindak tidak baik kepada kita. Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk menyikapi hal ini?…Saya ingin katakan disini kita hanya perlu menjadi diri kita sendiri. Menjadi diri kita yang sebenarnya yang tidak terpengaruh dengan apapun dan bahkan diri kita di awal kita belum bersinggungan dengan masalah itu. Melakukan kegiatan kita sehari-hari, jangan batasi diri anda dengan masalah anda terhadap orang lain. Jangan perfikir untuk berhenti bahkan mundur dari hal-hal yang sebenarnya anda harus lakukan. Bahkan ide-ide anda sendiri. Kita tidak akan pernah maju jika kita tetap bertahan dengan masalah kita.
Lalu apa yang harus kita lakukan??….Buat langkah baru, pemikiran baru. Lepaskan masalah yang menghimpit pemikiran anda. Jika orang melakukan kesalahan tentu saja teguran adalah jalan yang paling baik. Jangan memikirkan perasaannya, kita mau yang terbaik buat diri kita sendiri dan juga untuknya. Jangan menegur dengan kata-kata yang buruk, ingatlah untuk tetap control diri juga ingatlah untuk menjadi diri sendiri. Sikap teguran yang seperti apa yang baik dan hal itu akan menjaga anda tetap di garis aman. Jika terkesan buruk maka hanya akan menambah masalah dalam diri anda. Menjadi orang yang lebih baik adalah tujuan yang mendamaikan pemikiran.
Ingatlah Tuhan..banyak hal yang Ia ajarkan untuk menjadi orang yang lebih baik. Jangan batasi diri anda, bersikaplah seperti biasa. janganlah bersikap dua hati. Tidak ada yang di untungkan disini. Tuhan tahu apa yang kita lakukan walaupun orang lain tidak !..Ia memahami perasaan kita walaupun orang lain tidak mengerti…KasihNya takkan berhenti walau kita meninggalkanNya…
Ialah Yesus Kristus, terlahir membawa damai dan pembebasan. Ia tidak datang demi diriNya sendiri, Ia datang untuk kita. Kenapa kita tidak bisa mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri?…..oleh karna itu jadilah diri sendiri supaya kita mampu mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri. Jika kita mendua hati, itu tidak akan pernah membawa damai…..
God bless us..forever…..
0 Response to "Dua hati??......"
Post a Comment