Berdiam Diri

Mazmur. 46:1-12
Henry Weiss yang telah mengubah namanya menjadi Houdini, adalah ahli meloloskan diri dari berbagai perangkap: tali, pintu sel, borgol, dan sebagainya. Namun, suatu kali saat berada di penjara kecil bernama British Isles, ia kesulitan mengutak-utik kunci sel tersebut. Biasanya dalam 30 detik ia dapat membuka kunci sel, tetapi kali ini tidak. Ia pun lelah, frustrasi, dan putus asa. Maka, ia tak lagi berbuat apa-apa. Ia terdiam, lalu menyandarkan diri ke pintu. Anehnya pintu itu segera terbuka sebab ternyata nggk terkunci! Ketika ia berdiam diri, ia justru menemukan penyelesaian masalahnya.

Ini mungkin peristiwa langka. Namun, ia mengingatkan kita bahwa dalam hidup yang penuh masalah ini, kita perlu punya waktu-waktu khusus untuk berdiam diri khususnya di bawah kaki Tuhan. Berdiam diri membuat kita tenang, emosi kita terkendali, dan kita mendapat hikmat Tuhan untuk mengatasi masalah. Sayangnya, kerap kali kita tidak berdiam diri di kaki Tuhan saat masalah datang. Kita malah memikirkan sendiri masalah yang sedang kita hadapi, dan sibuk mencari cara untuk mengatasinya. Hasilnya, kita frustrasi dan putus asa.

Jadi, mengapa kita tidak mencoba menyerahkan semuanya kepada Tuhan?
ketika melakukannya, pemazmur mengalami bagaimana Tuhan bertindak. Dan, ia bersaksi bahwa Allah itu " tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti " (ay.2). Jalan keluar serta jawabannya barangkali di luar dugaan kita, bahkan sangat berbeda dengan cara-cara yang sudah kita bayangkan. Jika Dia terbukti dapat selalu menolong, mengapa kita menunda untuk duduk diam di kaki-Nya?

Tuhan tak pernah kekurangan cara untuk menolong kita. Amin! I am Blessed to be Bless!
Tahun Penggenapan Janji!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berdiam Diri"

Post a Comment