Tuhan duduk di pinggir jendela, bersamaku. Kami menghitung tetes hujan yang turun rapi dari langit. Merasakan hembus angin, menertawakan rambut kami yang berantakan.
Tuhan duduk di pinggir jendela, bersamaku. Kami bersenandung kecil, senandung yang kami karang sendiri. Ia menghembuskan napas ke jendela yang basah, kemudian menulis namaku dengan jari-Nya.
Aku menghembuskan napas ke jendela yang basah, kemudian menulis nama-Nya dengan jariku. Kami menggambar satu hati, dekat di nama kami.
Tuhan duduk di pinggir jendela, bersamaku. Ia menceritakan kisah-kisah lucu.
Kami tertawa, sementara di luar hujun turun dengan rapi.
Tuhan duduk di pinggir jendela, bersamaku. Dalam diam, tangan kami saling menggenggam.
0 Response to "Tuhan Duduk di Pinggir Jendela"
Post a Comment