TULUS MELAYANI UNTUK TUHAN

“Karena kami tidak pernah bermulut manis hal itu kamu ketahui dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi Allah adalah saksi  juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus”.(I Tesalonika 2: 5, 6)
Pada bagian perikop di atas, menceritakan bagaimana rasul Paulus menyatakan kasih kepada jemaat di Tesalonika melalui pemberitaan Injil yang dilakukan. Disampaikan bahwa rasul Paulus dalam memberitakan Injil tidak pernah bermulut manis, tidak pernah mempunyai maksud loba (tamak), tidak pernah mencari pujian dari manusia sekalipun sebagai rasul Kristus (I Tesalonika 2: 5).
Sebagaimana dengan apa yang dialami dan dilaksanakan oleh rasul Paulus, kita diajak untuk melihat diri sendiri apakah kasih yang kita berikan kepada sesama juga telah demikian? Karena kadang, kita mengasihi sesama  dengan maksud-maksud tertentu, tidak dengan hati yang tulus. Apabila tidak menguntungkan diri kita, maka kita bersikap masa bodoh atau tidak mau tahu akan keadaan orang lain. Firman Tuhan mengajak kita untuk melakukan semua aktivitas kita berguna bagi sesama bukan hanya untuk diri kita sendiri sebagai wujud kasih kita karena Tuhan yang lebih dahulu mengasihi kita semua sebagai umat-Nya (I Tesalonika 2: 6).
Demikian juga didalam kehidupan keluarga,  tentunya sebagai orang tua, wujud kasih sayang yang kita tujukan kepada anak-anak haruslah dengan hati yang tulus. Demikian juga sebaliknya sebagai anak, kita mengasihi orang tua dan saudara yang sangat mengasihi kita. Marilah kita hilangkan sikap bermulut manis (yang tidak dengan ketulusan), sikap kurang ramah terhadap orang lain, sikap mementingkan diri kita dan tidak peduli terhadap sesama, tamak dan lain-lain.
Orang yang memiliki hati yang tulus, akan memberikan teladan yang baik bagi sekeliing kita. Tuhan memberkati. Amin. (dw)

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "TULUS MELAYANI UNTUK TUHAN"